Ahad Pon Perdana Mulai Selama Pandemi
www.annurngrukem.com – Ahad (28/11) Yayasan Al-Ma’had An Nur kembali menggelar pengajian rutin Ahad Pon. Setelah lama vakum sebab pandemi kurang lebih satu tahun yang lalu pengajian rutin Ahad Pon ditiadakan. Kini, bulan November 2021 berhasil terlaksana perdana di tengah status PPKM level 3.
Kegiatan ini dihadiri oleh santri putra, masyarakat yang tinggal di sekitar pondok, guru dan staf MI, MTs, MA dan IIQ An Nur Yogyakarta dengan tetap mematuhi protokol kesehatan (prokes). Selain karena wajib taat prokes, sebagian besar masyarakat sudah menjalankan suntik vaksin. Sehingga mampu menjadi pendukung pelaksanaan rutinan ini.
Seperti sebelum pandemi, kegiatan dilaksanakan di Musala Pusat Putra pada pukul 06.00 WIB. Kegiatannya pun juga sama, simaan Al-Qur’an 1 Juz dilanjutkan salat Duha berjamaah yang dipimpin langsung oleh KH. Muslim Nawawi. Kemudian tausiyah kajian Kitab Al-Hikam yang disampaikan oleh Agus Rumaizijat.
“Kalau ingin sukses sejak awal, kita harus baik sejak awal, harus kepada Allah sejak awal, kita jangan memutuskan seseorang, jangan memastikan seseorang. Baik dan buruknya, kita harus husnudzan.“
Beliau memberikan contoh “Kadang kita melihat ini anak nakal, jangan kita terus memastikan wah ahli neraka ini, begitu juga dengan ketika melihat orang baik, wah ahli surga ini. Amal dhahir bukanlah jaminan, yang menjadi jaminan adalah yang karena lillah”
Beliau juga menjelaskan bahwa selama pandemi ini segala sesuatu dilaksanakan dengan online, seperti dagang online. Itu menurut para ulama boleh boleh saja, akad jual beli yang dilakukan secara online diperbolehkan, yang tidak diperbolehkan adalah melakukan akad nikah secara online.
“Ngaji jangan orientasinya fiqih saja. Fiqih harus dilandasi dengan akhlak, bila tidak dilandasi akhlak, cederung ngakal-ngakali. Makanya ada rekayasa fiqih. Hukum haram ben dadi halal.” ungkap Agus Rumaizijat kepada jamaah.
Majelis rutin Ahad Pon ini selesai pada pukul 8.00 WIB. Dilanjutkan dengan agenda sambangan santri. Sebab, setiap Ahad Pon kegiatan madrasah formal libur dikarenakan para guru mengikuti Ahad pon. Sambangan maksimal selesai pukul 12.000 WIB, karena KBM Madrasah Dinyah tidak libur.
Berikutnya, Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) Al-Ma’had An Nur juga perdana melaksanakan Pengajian Ahad Pon setelah mulai aktif KBM sejak Oktober lalu. Berbeda dengan sebelum pandemi, pelaksanaan pengajian bertempat di rumah-rumah wali santri. Karena masih pandemi dan sudah vakum lama, pelaksanaan rutinannya masih sederhana, cukup di TPQ saja.
Dibuka dengan simaan Al-Qur’an 1 Juz dan salawat al-Barjanji yang dibacakan oleh asatidz TPQ, kegiatan dimulai pukul 13.00 WIB. Disambung dengan tahlil dan pengajian yang disampaikan oleh Bapak Ngaliman, S. Pd.
Kegiatan ini dihadiri oleh masyoritas wali santri perempuan, sehingga pengajiannya pun juga berkaitan dengan perempuan dan keluarga.
Bapak Ngaliman menjelaskan “perempuan itu kudu nerima, ora nggersulo lan ojo neko-neko, sebab e sing bojo lanang e golek duit njungkir walik koyo pie gak eruh. Mula, menowo diparingi duit nang bojo lanang, sepiro-piro o kudu trimo.” (Perempuan itu harus menerima, tidak boleh mengeluh dan jangan aneh-aneh. Karena kita tidak tahu kerja kerasnya suami mencari nafkah. Jadi, berapapun suami memberikan nafkah, diterima dengan senang hati)
Adanya rutinan Ahad Pon TPQ ini bertujuan sebagai jembatan dan bentuk guyub rukun antara wali santri dengan Yayasan Al-Ma’had An Nur.
Meskipun tidak seramai dulu, dan ada gerimis sebentar, tetapi acara rutinan Ahad Pon perdana setelah pandemi ini dapat berjalan lancar.