Muhammad Azka El Fauzi atau yang akrab disapa Azka berhasil mewakili Pondok Pesantren An Nur Ngrukem untuk maju ke tingkat Nasional dalam cabang lomba MQK ( Musabaqoh Qiro’atul Kutub) yang diadakan oleh Kemenag pada 11 Juni 2023 lalu. Ia merupakan salah satu santri komplek cabang Khodijah 3 dan juga Siswa kelas VIII Mts Al Ma’had An Nur.
Azka lahir di Cirebon, 17 Juli 2009 anak pertama dari 2 bersaudara dari pasangan Bapak Aji Fauzi Hidayat dan Ibu Nunung Nur Khotimah. Ia mengenyam pendidikan pertamanya di SDIT Tihamah Cirebon dan pernah mengikuti beberapa lomba, diantaranya lomba pidato Bahasa Arab dan OSN IPA.
Azka mengakui sudah memiliki beberapa hafalan kitab-kitab kecil seperti Aqidatul Awam sejak ia masih duduk di bangku SD. Namun, sejak di An Nur ia sudah menghafal sebanyak 5 juz Al-Qur’an dan memiliki target khatam sebelum ia lulus MA kelak .
Mengenai persiapan lomba MQK ini Azka diberi bimbingan langsung oleh dzuriyah sekaligus pengasuh komplek khodijah 3, Agus Mahrus Asmu’i dibantu oleh salah satu guru diniyah yaitu Pak Faqih. Ia diberi bimbingan setiap sepulang sekolah dan malam hari. Metode yang digunakan yaitu diskusi nahwu shorof dan diberi pertanyaan random di depan umum untuk melatih kepercayaan diri.
“Pas lomba kemarin tu deg-deg an banget karena nggak boleh nunduk dan harus menatap langsung ke juri. Sempat bingung dan tremor waktu mau jawab soalnya, tapi yaudah gapapa dijalanin aja. Biar jadi evaluasi untuk lebih percaya diri lagi di lomba selanjutnya,’’ ucap Azka pada salah satu sesi wawancara dengan tim jurnalis Annurngrukem.com.
Ia merasa senang mengikuti lomba ini karena bisa healing keluar pondok. Saat diwawancara apakah dia lelah atau tidak dalam belajar untuk lomba tersebut, dengan santainya ia menjawab, “Yaa kalau ditanya capek pasti capek, tapi yaudah dijalani aja,” katanya sambil diiringi tawa.
Dengan persiapan untuk ke tingkat provinsi yang hanya satu minggu ia membayangkan soalnya akan lebih susah namun ternyata lebih mudah dari yang diperkirakannya. Lomba ini meliputi arti kata, hafalan, tasrif kata, dan pengaplikasian langsung dari Al-Qur’an. Bagi Azka, soal tersulit ada pada pencarian aplikasi langsung dari Al-Qur’an. Dia mengaku sempat bingung saat akan menjawab, namun ia akhirnya dapat menjawab soal dengan baik.
Dengan total peserta lomba jurumiyyah yang kurang lebih ada 25 peserta ini membuat Azka sempat ragu jika dia bisa lolos ke tahap selanjutnya. Namun saat pengumuman, justru namanyalah yang disebut sebagai juara pertama. Ia mengaku senang namun juga sedih karena hanya ia sendiri yang lolos ke tingkat nasional.
Perlu diketahui dari Pondok Pesantren An Nur mengirimkan 5 delegasi santri yang mengikuti lomba yang diadakan Kemenag, yakni Hilyatusshoimi, juara 1 jurumiyah putri, Afifah Fathunnaja, juara 2 aqidatul awam, M. Ilham yusuf, juara 2 Imrithy, Rofi’atussaadah juara 3 Majalisus Saniyah dan Azka El Fauzi.
“ Awalnya aku seneng waktu denger pengumuman kalo aku jadi juara, tapi juga sedih soalnya temen-temen yang lain nggak lolos jadinya aku sendirian,’” ujar Azka dengan raut muka sedih.
Azka menyukai Bahasa Arab berawal dari membaca buku pelajaran SKI tentang para ilmuwan yang menulis karya ilmiah mereka dalam Bahasa Arab. Sejak saat itu, Azka ingin mmpelajari Bahasa Arab agar suatu saat nanti ia dapat membaca dan memahami karya-karya ilmiah tersebut.
Selain menyukai Bahasa Arab, ia juga menyukai pelajaran IPA. Ia juga memiliki hobi tadarus Al-Qur’an dan membaca komik. Azka juga suka menulis cerita dan menggambar baik di HVS maupun di laptop ketika di rumah.
Di akhir wawancara Azka berpesan kepada teman-temannya agar tidak mudah menyerah dalam mncapai tujuannya. Ia juga berpesan untuk istiqomah dalam belajar dan tak lupa berdoa kepada Allah agar diberi kepahaman dan kemudahan.
’’Takdir tidak akan berubah bila tidak dirubah oleh diri sendiri. Maka ubahlah basmalahmu menjadi alhamdulillah,’’ tutupnya.
Jurnalis: Shabrina, Junita, dan Nayla Gadis (Komplek Khadijah)