Halaqah Ke-NU-an RMI PWNU DIY: Pendidikan Kesehatan Reproduksi Santri
Ahad (8/10) siang RMI PWNU DIY mengadakan Halaqah Ke-NU-an ke pondok-pondok pesantren di Yogyakarta, salah satunya Pondok Pesantren An Nur Ngrukem Yogyakarta. Kegiatan yang bertempat di aula Komplek Khodijah Tahfidz ini disambut antusias oleh seluruh santri mahasiswa PP An Nur Ngrukem dan beberapa pondok pesantren lain. Dengan mengambil tema “Pendidikan Kesehatan Reproduksi Santri” serta pembawaan acara yang santai dan menarik membuat audiens nyaman dalam menerima materi. Acara dibuka dengan pembacaan Al Quran oleh saudari Anita Suciani dan sambutan dari Dr. Lina, M.Pd. selaku pengasuh Komplek Khodijah.
Pemateri kali ini merupakan perwakilan dari RMI PWNU DIY sekaligus pengasuh pondok pesantren, yaitu Dr. Siti Nurunniyah, SST., M.Kes. (PP An-Nasyath Mlangi, Sleman) dan Maya Fitria Hasblloh, S.Psi,Psi., M.A. (PP Ali Maksum Krapyak). Acara dimoderatori oleh Saudari Siti Amanatul Khoiriyah. Pendamping narasumber, Dr. Lina, M.Pd. selaku tuan rumah menyampaikan materi terkait pemeliharaan kesehatan badan bagian reproduksi sebelum menikah. Tentang bagaimana menjaga kesehatan pra-reproduksi dari sisi medis dan psikologis. “Ibu itu bukan hanya bertugas melahirkan anak saja, namun juga mendidik. Dan mendidik itu perlu ilmu yang mumpuni,” pesan Dr. Lina saat sambutan.
Sesi selanjutnya yaitu pemaparan materi oleh Dr. Nurunniyah tentang menjaga gaya hidup yang baik demi kesehatan badan, khususnya bagian reproduksi wanita. Beliau mengatakan bahwa pendidikan pra-reproduksi itu untuk meminimalisir resiko dan memberikan pemahaman jika terjadi sesuatu ketika hamil nantinya, karena jika pendidikan ini diberikan ketika si perempuan sudah hamil maka artinya sudah terlambat.
Menurut Dr. Nurunniyah, kesehatan reproduksi yaitu keadaan sejahtera fisik, mental, psikologis, dan sosial secara utuh. Beliau membagi tips menjaga kesehatan badan menjadi 3 pola. Yang pertama yaitu pola makan, tentang pentingnya menjaga berat badan tetap ideal demi menjaga persentase hormon tetap stabil dan memperhatikan takaran gizi dari makanan dan minuman kita sehari-hari. Dr. Nurunniyah juga memberikan fun fact soal memberi jarak untuk meminum teh/kopi/susu minimal 2 jam dari makan berat karena dapat menghambat penyerapan gizi makanan pada tubuh.
Dr. Nurunniyah juga berpesan untuk tidak asal mendiagnosis diri sendiri tanpa mencari tahu informasi yang valid tentang obat-obatan, khususnya obat herbal. Hal ini karena belum ada penelitian lebih lanjut tentang dosis yang diberikan kepada pasien. Beliau menyarankan untuk berkonsultasi pada dokter lebih lanjut.
Kemudian sesi pemaparan materi oleh Maya Fitria tentang siklus haid dan hubungannya dengan hamil dan melahirkan. Beliau menekankan untuk selalu awas dan waspada dengan siklus haid dan keadaan tubuh kita. Karena bagaimanapun hormon yang dihasilkan wanita ketika pra-menstruasi sampai kembali lagi ke fase awal berpengaruh kepada hormon pertumbuhan, baik bagi si wanita maupun kepada calon keturunannya kelak.
Acara dilanjut dengan sesi tanya jawab yang membahas isu-isu masyarakat seputar masalah kewanitaan. Salah seorang peserta memberikan pertanyaan apakah boleh mengonsumsi minuman dingin dan beberapa jenis buah saat haid? Hal ini dijawab oleh Maya Fitria dengan sederhana, bahwa sah-sah saja asalkan tidak berlebihan, terutama makanan yang bersifat panas ke tubuh. Untuk minuman dingin menurut medis es itu dapat mengecilkan pembuluh darah dan membuat tubuh tidak rileks. Sedangkan minuman hangat dan minyak urut dapat melonggarkan pembuluh darah sehingga aliran darah menjadi lancar dan tubuh menjadi rileks.
Acara terakhir yaitu penyerahan cenderamata oleh Dr. Lina selaku tuan rumah kepada kedua pemateri yang kemudian ditutup dengan sesi foto bersama dengan peserta.
Penulis: Shabrina, Komplek Khodijah.