Haul Ke-10 Ny Hj Walidah Moenawwir: Biografi dan Manaqib Singkat
www.annurngrukem.com – Haul adalah kegiatan rutin tahunan yang dilakukan untuk memperingati wafatnya seseorang yang telah berjasa. Selain untuk mengingatkan kita pada kematian, juga untuk mengenang jasa yang pernah diberikan seseorang tersebut kepada banyak orang.
Rabu (17/2) Pondok Pesantren An Nur mengadakan acara haul untuk memperingati wafatnya Ny. Hj. Walidah Moenawwir yang ke-10. Ny. Hj. Walidah Moenawwir atau akrab disapa Simbah Walidah adalah istri dari Simbah KH. Nawawi Abdul Aziz dan putri dari Simbah KH. Moenawwir Krapyak.
Sejak Senin lalu (8/2), santri-santri Pondok Pesantren An Nur Ngrukem baik pusat maupun cabang mengadakan berbagai macam amaliah dalam rangka menyambut Haul Ny. Hj. Walidah Moenawwir yang Ke-10.
Dari komplek pusat putra menyelesaikan amaliah berupa muqaddaman Al-Qur’an 30 juz sebanyak 25 khataman, pembacaan surah Yasīn sebanyak 775 kali, dan semaan Al-Qur’an 30 juz sebanyak 2 khataman.
Sedangkan dari komplek putri pusat menyelesaikan amaliah muqaddaman Al-Qur’an 30 juz sebanyak 102 khataman, pembacaan surah Yasīn sebanyak 717 kali, pembacaan Juz ’Amma sebanyak 280 kali, pembacaan selawat Nariyah sebanyak 29.920 kali, semaan Al-Qur’an 30 juz sebanyak 4 khataman.
Adapun dari komplek Nurul Huda berhasil menyelesaikan amaliah muqaddaman Al- Qur’an 30 juz sebanyak 2 khataman dan semaan Al-Qur’an 30 juz sebanyak 2 khataman. Berikutnya, dari komplek Khodijah menyelesaikan amaliah muqaddaman Al-Qur’an 30 juz sebanyak 51 khataman dan semaan Al-Qur’an 30 juz sebanyak 2 khataman.
Ditambah dari komplek Maghfiroh menyelesaikan amaliah muqaddaman Al-Qur’an 30 juz sebanyak 46 khataman, pembacaan surah Yasīn sebanyak 297 kali, pembacaan selawat Nariyah sebanyak 24.680 kali dan semaan Al-Qur’an sebanyak 2 khataman.
Yang terakhir dari komplek Annisa menyelesaikan amaliah muqaddaman Al-Qur’an 30 juz sebanyak 10 khataman dan semaan Al-Qur’an 30 juz sebanyak 2 khataman.
Secara keseluruhan terhitung terdapat 236 khataman dengan muqaddaman Al-Qur’an 30 juz, 12 khataman semaan Al-Qur’an 30 juz, 1.789 kali pembacaan surah Yasīn, 54.600 kali pembacaan selawat Nariyah dan 280 kali pembacaan Juz ’Amma.
Semaan santri putra komplek pusat dibagi di beberapa tempat, meliputi: musala, Aula Lantai 3, Komplek al-Madinah dan Maqbarah (makam KH. Nawawi Abdul Aziz dan Ny. Hj. Walidah Moenawwir).
Sedangkan sima’an santri putri komplek pusat bertempat di panggung halaman putri pusat dan musala putri pusat. Sementara untuk komplek Maghfiroh, Khodijah, Nurul Huda dan Annisa bertempat komplek masing-masing.
Diakhiri acara puncak haul pada Rabu (17/2) pukul 20.00 WIB yang dilaksanakan di pendopo pusat putra dan diikuti oleh seluruh zuriah (red: keluarga) serta santriwan santriwati.
Dikarenakan masih dalam kondisi pandemi Covid-19, maka santriwati komplek pusat dan seluruh santri komplek cabang hanya mengikuti secara virtual saja di komplek masing-masing. Acara juga disiarkan langsung melalui channel YouTube annurngrukem. Sehingga khalayak bisa ikut hurmat dalam acara tersebut.
Acara dimulai bakda jamaah salat Isya dengan diawali oleh pembacaan Maulid Nabi SAW. secara singkat yang dimeriahkan oleh tim hadroh Shofwaturrohman. Pembacaan Maulid Nabi SAW. diikuti oleh seluruh hadirin, baik zuriah maupun seluruh santri putra pusat, yang hadir dalam mejelis tersebut.
Setelah pembacaan Maulid Nabi SAW, acara dibuka oleh MC dan dilanjut dengan membacakan hasil amaliah yang sudah dijalankan selama 10 hari lewat. Acara selanjutnya adalah pembacaan Tahlil dan Doa Khatmil Qur’an, yang dipimpin oleh KH Yasin Nawawi.
Berikutnya, acara sambutan yang buka oleh KH Muslim Nawawi dengan menyampaikan biografi singkat mengenai Ny. Hj. Walidah Moenawwir, dan manaqib beliau. Ny. Hj. Walidah binti KH Moenawwir bin KH Abdullah Rosyad bin KH Hasan Besari lahir yang dibesarkan di lingkungan ahli Qur’an.
KH Moenawwir meninggal dunia saat Ny Hj Walidah masih berumur 5 tahun dan kemudian diasuh oleh kakak beliau yaitu KH Abdul Qadir. Ny Hj Walidah memiliki 2 adik yang bernama KH Ahmad Moenawwir yang masyhur dengan kefasihan dan ketelitian beliau dalam membaca Al-Qur’an, dan Ny Hj Zuhriyah Moenawwir yang masyhur dengan riyadloh-nya, berupa mengkhatamkan Al-Qur’an 30 juz setiap hari dengan dibarengi puasa selama 3 tahun.
Ny Hj Walidah adalah orang yang sederhana dan ahli tirakat. Bahkan saat sebelum santri berjumlah 100 orang, beliau sendirilah yang memasak makanan untuk santri tersebut. Maka beliau diberi keistimewaan yang salah satunya berupa putra, putri, menantu, hingga cucu beliau adalah ahli Qur’an.
“Saat diusia senja, Ny Hj Walidah dirawat di rumah sakit dan sempat bertanya ‘Kapan datang bulan Rajab?’. Beliau menanyakan kedatangan bulan Rajab karena beliau selalu berpuasa dari bulan Rajab hingga Ramadan dan iftar pada tanggal 1 Syawal saja.” Ungkap KH Muslim Nawawi.
Sambutan kedua dari Dr. H. Agus Khoirun Ni’at yang menyampaikan bahwa yang paling berkesan dari Simbah Walidah adalah ketika beliau gerah selama 17 tahun dan hanya berbaring di atas kasur namun beliau tidak pernah mengeluh.
Sambutan ketiga disampaikan oleh KH Kharis Masduki yang menyampaikan pertemuan beliau dengan Ny Hj Walidah dimulai dari tahun 1984 saat mondok di An Nur hingga 2010 dan terhitung selama 26 tahun. Karena kewibawaan yang dimiliki Ny Hj Walidah, KH Kharis Masduki tidak pernah berani untuk berada didekat beliau meskipun saat sudah menjadi menantu Ny Hj Walidah.
Selama bulan Ramadan, Simbah Nawawi selalu mengisi kegiatan di alun-alun kota Magelang dan setoran mengaji digantikan oleh Simbah Walidah. Jika mengaji kepada Simbah Nawawi dan terdapat salah, pasti dipukul dengan penjalin dan itu pun tetap bisa melanjutkan hafalan. Namun ketika mengaji kepada Simbah Walidah, saat beliau berdeham hafalan seketika hilang dan buyar.
Sambutan yang terakhir dari Ny Hj Barokah yang menyampaikan kisah kegigihan dari Ny Hj Walidah Moenawwir. Simbah Walidah memiliki semangat yang membara dalam belajar dan tadarus Al-Qur’an. Di setiap sore hari, Simbah Walidah selalu belajar dengan kitab kuning, selain itu beliau juga sering mengajak putra-putrinya untuk berdiskusi mengenai para Rasul dan diulang sebanyak 3 sampai 7 kali.
Walau dalam keadaan sakit dan hanya bisa berbaring di atas ranjang, Simbah Walidah selalu semangat dalam tadarus Al-Qur’an. Bahkan saat dalam keadaan sakit, memori ingatan Ny Hj Walidah masih tajam. Ny Hj Walidah menghembuskan nafas terakhir pada hari Selasa Legi, 07 Juni 2011/05 Rajab 1432 H.
Acara Haul al-Maghfurlaha Ny Hj Walidah Moenawwir yang ke-10 ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh KH Ashim Nawawi, putra pertama dari KH Nawawi Abdul Aziz dan Ny Hj Walidah Moenawwir.