Haul ke-20 Abah Basyir: Birrul Walidain dan Mau’idhotul Hasanah bersama Lora Ismail
www.annurngrukem.com – Rabu malam (5/7) Pondok Pesanteren An Nur kedatangan tamu istimewa. Dalam acara “Dzikrul Haul ke-20 Abah Basyir Abdul Fatah dan Tahlil Birrul Walidain Masyayikh”, Lora Muhammad Ismail Amin Kholil, pengasuh Pondok Pesantren Al Muhajirun Bangkalan, Madura, berkenan hadir sebagai bintang tamu.
Sebelum acara puncak haul, diadakan muqoddaman dan simaan Al Quran oleh dzuriyyah dan santri Komplek Khodijah sebagai rangkaian acara haul KH. Basyir Abdul Fatah, Lc.
Acara haul dimulai ba’da isya dan berakhir pukul 22. 35 WIB yang bertempat di halaman IIQ An Nur. Acara haul ini disambut baik oleh para dzuriyyah dan antusias oleh santriwan santriwati Pondok Pesantren An Nur. Terlebih ketika penampilan hadroh dari Komplek Khodijah Putra yang menambah keseruan di awal acara, yang sekaligus menyambut kedatangan para dzuriyyah dan Lora Ismail.
Adapun susunan acara dimulai dengan pembukaan, pembacaan ayat suci Al Quran oleh Ust. Afiq Ikmal, dilanjut pembacaan tahlil yang dipimpin oleh bapak K.H. Mu’thi Nawawi dan pembacaan doa oleh bapak KH. ‘Ashim Nawawi, lalu sambutan dari dewan dzuriyyah sekaligus pengasuh Pondok Pesantren An Nur oleh bapak KH. Muslim Nawawi.
Bapak K.H Muslim Nawawi mewakili keluarga ibu Ny. Hj. Umi Azizah mengucapkan ahlan wa sahlan dan terimakasih telah menyempatkan hadir, dan memohon maaf apabila dalam menyediakan sarana dan prasarana kurang berkenan. Juga mohon doa pangestu agar seluruh keluarga bapak K.H. Basyir dan Ibu Nyai Hj. Umi dapat meneruskan perjuangan pendahulu dan selau diberikan guyub rukun dan kompak.
Selanjutnya beliau menyampaikan bahwasanya kita ngalap barokah dan nge-charge hati, juga membangun halaqoh batiniyah yang mana insyaallah jalur sanad Simbah K.H. Nawawi ini juga sampai kepada Syaikhona Kholil Bangkalan.
Beliau juga bercerita tentang Mbah Abdul Karim, seorang kyai yang alim allamah dan merupakan pendiri pondok Lirboyo. Beliau ini minta didoakan agar diakui santri Mbah Kholil Bangkalan.
Begitu pun adek adek santri An Nur pun insyaallah bisa diakui santri Mbah Kholil, karena insyaallah sanad keilmuan mbah Nawawi pada saat mondok di pondok kitab maupun quran nyambung sampai ke mbah kholil bangkalan.
Kemudian dilanjut dengan Mau’idhotul hasanah oleh Lora Muhammad Ismail. MC (Master Of Ceremony) kali ini dibawakan oleh Bapak Bani Idris Hidayanto.
Pada kesempatan kali ini, sebelum menyampaikan mauidzoh hasanah beliau memperkenalkan diri, beliau menjelaskan mengenai sebutan lora di Madura yang mana hal tersebut bukan untuk diistimewakan melainkan hanya sebutan seperti halnya gus di daerah jawa. Barokah husnudzon, kita semua mendapatkan barokah Syaikhona Kholil.
Lora Ismail menyampaikan tentang tradisi haul yang merupakan peninggalan para wali dan ulama sebagai bentuk bakti kita sebagai anak kepada orang tua kita yang telah meninggal. Menurut beliau, ajaran yang terkandung di dalam acara haul merupakan gabungan beberapa perkara baik yang dijadikan satu acara.
Sehingga bila ada yang mengatakan acara haul ini bidah, maka sudah jelas tuduhan tersebut salah dan tidak masuk akal.
Lora Ismail juga turut menyampaikan pentingnya dalam menghormati guru selaku orang tua kita di pondok maupun sekolah. Banyak hadis dan dawuh para ulama tentang menghormati dan nderek kepada perkataan guru kita. “Keberkahan ilmu kita tergantung seberapa ta’dhimnya kita kepada guru,” pesan Lora Ismail malam itu.
Tidak ketinggalan Lora Ismail juga mengadakan sesi pembagian hadiah berupa salah satu buku karangan beliau sekaligus ditandatangani beliau sendiri bagi tiga santri yang mampu menjawab pertanyaan. Ketiga santri tersebut adalah Putri Nafidah Chumairo, Muhammad Najih, dan Tanti.
Sebagai perwakilan dzuriyyah Komplek Khodijah, Agus Izzatu Muhammad memberikan cinderamata kepada Lora Ismail. Acara ditutup dengan doa oleh KH. ‘Ashim Nawawi dan foto bersama dengan Lora Ismail.