Lomba Cerpen 4: RAMADHAN INDAH YANG TEMARAM
www.annurngrukem.com – Rumah sederhana di ujung gang kecil, menyisakan haru yang begitu mendalam. Keluarga kecil Pak Rahman. Ya, keluarga itu bersyukur sekali sebab apa yang jadi ingin mereka terkabulkan setelah ikhtiar dari doa panjang. Baru saja mereka membeli rumah itu, tepat dibulan ramadhan, persis seperti impian mereka. Mereka ingin ramadhan tahun ini dapat tempat yang layak untuk beribadah menghamba kepada Rabb-nya. Awalnya hanya kontrakan kecil kumuh, lalu sekarang sudah berganti menjadi rumah berukuran sedang, tentunya lebih layak dan bersih.
Namun pilu sekali jika mengingat Dania, anak mereka harus mengalami sakit yang parah. Belinya rumah itu jugar Dania tidak lagi tidur dilantai. Sebab rumah itu sudah dilengkapi fasilitas yang memadai. Sebenarnya, Dania bukanlah anak kandung mereka anak kandung mereka. Dania bayi ditemukan dipinggiran warung dekat pasar. Mereka dengan ikhlas merawat Dania, sebab keluarga itu belum juga diberi keturunan. Namun beranjak dewasa, tiba-tiba saja penyakit itu hinggap dan betah saja berada ditubuh Dania. Gagal ginjal namanya.
Ini adalah bulan Ramadhan, mereka dengan hati bahagia selalu menghidupkan hari-hari Ramadhan dengan banyak kebaikan walau dalam keserdahanaan. Malam itu mereka menjalankan tarawih dengan khusu’. Dania yang sakit sudah tidak mampu berdiri, tapi dengan semangatnya ia sholat dengan duduk dikursi roda. Terkadang rasa perih diperut meronta-ronta ingin ditanggapi, tapi apa daya mereka yang menghadapi masalah ekonomi. Terkadang langkah antisipasinya hanya mengkompres perut dengan air hangat untuk meredakan nyeri. Ini sudah zaman globalisasi, tentunya biaya rumah sakit tidak cukup hanya sekedar memetik daun, apalagi Dania harus cuci darah.
Malam kesepuluh Ramadhan, penyakit Dania semakin parah. Perutnya seperti diremas-remas dan ah entahlah tidak bisa dijabarkan. Paka Rahman dan istrinya kebingungan harus bagaimana, masalah membawa kerumah sakit adalah perkara yang mudah, hanya saja untuk biaya? Pak Rahman saja belum mengurus BPJS apalagin KNIP saja belum punya.
Akhirnya Dania dilarikan kerumah sakit. Dokter berkata bahwa secepatnya Dania harus cuci darah, jika tidak nyawa yang akan ditaruhkannya, pak Rahman dan istrinya sangat tertekan. Mereka menyesal, mengapa uang itu untuk membeli rumah sehingga urusan Dania terbengkalai. Oh Tuhan,, begitu berat ujianmu dibulan suci ini,, mereka hanya dapat berserah diri kepeda Rabb-nya. Karena hanya dialah sebaik-baiknya Maha Penolong. Dalam sakitnya, Dania tetap berdzikir menangis dalam bentuk menghambakan kepada Rabb-nya malam tarawaihnya ia bersedih sebab hanya dapat sholat dengan terbaring.
Malam itu dania berkata kepada orang tuanya. jika umurnya tidak panjang, Ia ikhlas sebab ia akan mengahadap Rabb-nya pada bulan mulia. Namun satu inginnya, ia ingin pergi saat malam Lailatul Qadar. Orangtuanya hanya dapat menagis terisak, Dania tak henti-hentinya bersholawat menyampaikan rindunya kepada sang Baginda Nabi sebelum kepergiannya.
Malam ketujuh belas Ramadhan, seakan do’akan telah diaminkan malaikat benar-benar terijabah. Dania masih khusu’ sholat tarawih dengan terbaring, usai itu ia berdzikir panjang dan bersholawat sambil menangis. Orangtuanya sedang muroja’ah Al-Qur’an, tiba-tiba saja Dania ingin makan kurma kebetulan saja rumah sakit menyediakan kurma. Dania memakan kurma itu tiga kali, seperti sunah Nabi.
Dania meminta maaf kepada orangtuanya karena belum bisa membalas semua jasa mereka. Lalu ia berkata bahwa sudah saatnya pergi, ada cahaya terang benderang yang menyambutnya. Lalu saat ditanya mengapa ia makan kurma, Dania menjawab bahwa esok ia sudah tidak bias berbuka puasa lagi. Waktunya sudah tiba, Dania mengucap Syahadat dengan terbata-bata sambil mengulum senyum. Ia sempat berterimakasih kepada orangtuanya. Orangtuanya tak kuasa melihat itu. Oh Tuhan, inikah takdirmu? Dania sudah mengdapa kepada Rabb-nya, ia pergi dengan sangat baik.
Mereka bersyukur punya putri seperti Dania, Dania adalah Anugerah terindah dari Allah yang diamanahkan kepada mereka. Lalu, siapakah cahaya terang benderang itu??
TAMAT
_____________________
Penulis: Wanda Latifah Hanum
Komplek: Al-Magfiroh