Majelis Sima’an Al Quran dan Dzikrul Ghofilin Moloekatan Gus Miek
Suasana kampus IIQ An Nur yang berada di Pondok Pesantrean An Nur Yogyakarta, kali ini, Sabtu malam (11/05/2024), nampak istimewa. Sebab, tempat tersebut menjadi lokasi Majelis Simaan Al-Qu’an dan Dzikrul Ghofilin Moloekatan Gus Miek. Dzikrul ghofilin adalah ritual dzikir atau berdoa yang diwariskan oleh KH. Hamim Jazuli atau biasa dikenal dengan Gus Miek. Beliau merupakan putra dari KH. Djazuli Utsman pendiri pondok pesantren Al-Falah Ploso, kecamatan Mojo kabupaten Kediri Jawa Timur.
Ada pun pengasuh majelis Moloekatan ini ialah Gus Robert Tijani Saifun Nawas, beliau merupakan putra dari Gus Miek. Majelis ini kemudian ditanggung jawabi oleh Gus Thuba Topo Broto Maneges yang menjadi putra Gus Robert sekaligus cucu dari Gus Miek. Moloekatan itu sendiri berasal dari istilah kuno ngelakoni lakune malaikat, di mana malaikat itu selalu berdzikir dalam keadaan puasa.
Acara Moloekatan ini diadakan di halaman kampus IIQ An Nur Yogyakarta yang dimulai dengan sahur bersama jam 03.15 Wib pagi dilanjut shalat Shubuh dan pembukaan simaan Al-Qur’an. Para jamaah yang hadir di acara Moloekatan akan menyimak dengan khusyuk simaan Al-Qur’an sejak pagi. Ribuan jamaah nampak hadir memenuhi arena acara moloekatan, mulai dari kalangan masyarakat, masyayikh, guru/dosen, santri, hingga pendatang.
Setelah pembacaan Al Quran 29 juz yang selesai Maghrib, acara dilanjutkan dengan shalat Maghrib berjamaah dan pembacaan Dzikrul Ghofilin. Setelah pembacaan Dzikrul Ghofilin dilanjutkan dengan membaca juz 30 lalu dilanjutkan dengan pengajian kitab Minhajul Abidin oleh Mbah Arif.
Mbah Arif menyampaikan sebuah hadits: Rasūlullāh s.a.w. bersabda menjelaskan tentang keutamaan orang yang berilmu, sebagai berikut:
إِنَّ نَوْمًا عَلَى عِلْمٍ خَيْرٌ مِنْ صَلاَةٍ عَلَى جَهْلٍ
Artinya: “Tidur dengan didasari atas ilmu lebih baik daripada ibadah secara bodoh (tanpa didasari ilmu).”
Karena sesungguhnya orang yang beramal tanpa didasari ilmu, lebih banyak merusak amalnya daripada membaguskannya. Rasūlullāh s.a.w. bersabda:
إِنَّهُ يُلْهَمُهُ السُّعَدَاءُ وَ يُحْرَمُهُ الأَشْقِيَاءُ
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beruntung diilhami dengan ilmu, dan orang-orang yang celaka dihalangi dari ilmu.”
Ilmu itu milik Allah SWT. Dialah yang akan memberikan ilham berupa ilmu kepada seseorang atau sebaliknya. Namun, kecelakaan seseorang disebabkan karena ia tidak mau belajar, dia berlelah-lelah melakukan ibadah tanpa didasari ilmu hingga menyimpang dari yang semestinya, maka tidak akan berarti ibadah yang dilakukan itu, melainkan hanyalah mendapatkan kelelahan saja. Semoga Allah melindungi kita dari ilmu dan amal yang tidak bermanfaat.
Oleh sebab itu, para ulama yang zuhud dan mengamalkan ilmunya menaruh perhatian yang sangat besar terhadap ilmu dan mengajarkannya kepada manusia. Karena ilmu merupakan poros atau sumbu ibadah dan kekuatannya dalam berkhidmat kepada Allah Tuhan semesta alam.
Terakhir Simbah KH. Arif menyampaikan “Semoga dengan Bibarokatil biistima’il Qur’an, dengan berkahnya Dzikrul, pembacaan kitab Minhajul Abidin, kita semua mendapat rahmat Allah, selalu mendapat ridhonya Allah, mendapat Maghfirohnya Allah sewaktu-waktu kita dipanggil Allah meninggal dalam keadaan Husnul Khotimah.”
Setelah pembacaan kitab, acara dilanjutkan pembacaan Syi’ir dan doa oleh Agus Tijani Robert dan Agus Thuba Topo Broto Maneges.
“Alhamdulillah sudah 2 kali ini saya mengikuti rutinan, pertama saya ikut di Boyolali dan sekarang alhamdulillah saya diberi kesempatan untuk ikut moloekatan lagi di Jogja,” ujar salah satu jamaah moloekatan tadi malam.
Acara ini diadakan secara rutin oleh majlis simaan moloekatan secara keliling di tiap-tiap kecamatan. Hal ini diharapkan mampu membawa keberkahan bagi masyarakat desa serta menjadi lantaran diterimanya amal baik beliau dan berlimpah doa. Semoga Allah SWT melipat gandakan pahalanya, diampuni segala kesalahan, serta mendapatkan tempat yang terbaik di sisi-Nya. Aamiin.