Pojok Santri#9 (Mengenal Tangga Menggapai Taufik)
www.annurngrukem.com – Di berbagai kalangan pesantren sudah sering kita temui kajian kitab yang begitu fenomenal “Sullamut Taufiq” karya Syekh Abdullah bin Al-Husain Ba Alawi Al-Hadhrami yang merupakan kitab yang berisikan tiga pokok pembahasan yakni tauhid, fikih, dan tasawuf.
Di mana tiga cabang keilmuan dalam Islam ini yang menjadi pondasi dalam diri setiap muslim. Berkaitan dengan hal tersebut, banyak di antara ulama yang mencoba “menadzamkan” (baca: menggubah ke bentuk bait/syair) berbagai kitab yang ada untuk memudahkan para santrinya dalam proses kegiatan belajarnya.
Salah satunya K.H. Abdul Hamid Pasuruan yang disebut-sebut sebagai wali tanah Jawa, yang terkenal dengan berbagai macam karamahnya. Beliau lebih akrab dikenal banyak orang dengan sebutan “Mbah Hamid Pasuruan”. Beliau ini secara langsung menggubah isi kitab “Sullamut Taufiq” ke dalam bentuk nadzam, yang begitu sangat indah, yang di dalamnya menghimpun mengenai hal-hal yang wajib untuk dipelajari serta diamalkan bagi orang yang sudah mengerti maupun yang belum memahaminya.
Berikut di bawah ini akan kami sajikan sedikit penjelasan, cuplikan beberapa isi kitab nadzam “Sullamut Taufiq” yang dikarang oleh Mbah Hamid Pasuruan semata-mata dengan niat mencari keberkahan pada beliau di bulan Syawal yang penuh berkah ini.
Kewajiban Bagi Orang Mukalaf
Wajib bagi setiap orang yang mukalaf untuk masuk agama Islam, selalu menetap, dan sanggup melaksanakan kewajiban hukum-hukum Islam. Di antara perkara yang wajib diketahui dan diyakini bagi mukallaf (baca: orang yang dibebani) yang secara mutlak baik pada waktu salat atau di luar salat, serta wajib diucapkan seketika jika ia orang kafir. Dan jika ia orang muslim maka mengucapkannya dalam salat. Yakni membaca dua kalimat syahadat, asyhadu an laa ilaaha illallahu wa asyhadu anna Muhammadan rasulullah.
Makna asyhadu an laa ilaaha illallahu adalah kita harus mengetahui, meyakini, mempercayai dan membenarkan bahwa tidak ada sesuatu yang wujud berhak disembah kecuali Allah SWT. Apa yang Dia kehendaki pasti terjadi, apa yang tidak Dia kehendaki tidak akan pernah terjadi.
Adapun makna asyhadu anna Muhammadan rasulullah adalah kita harus mengetahui, meyakini, membenarkan dan mempercayai bahwa junjungan kita, Nabi Muhammad SAW. adalah hamba Allah SWT. dan utusan-Nya bagi seluruh makhluk. Sesungguhnya, meyakini Nabi SAW. adalah sosok yang jujur dengan seluruh apa yang disampaikan oleh beliau.
Di antara yang disampaikan Nabi Saw. adanya siksa dan nikmat kubur, pertanyaan dua malaikat Munkar dan Nakir, hari kebangkitan, dikumpulkan di padang Mahsyar, hari kiamat, perhitungan amal, pahala, siksa, timbangan amal, neraka, jembatan di atas neraka Jahanam, telaga, pertolongan, surga, kekekalan akhirat, melihat Allah SWT. di surga. Serta tak lupa iman terhadap malaikat Allah SWT, utusan-utusan-Nya, kitab-kitab-Nya, takdir baik dan buruk.