Pentingnya Menjaga dan Mengamalkan Sunnah Nabi Meski Kecil
www.annurngrukem.com – Rabu (28/9) bertepatan dengan 2 Rabiul Awal 1443 H, Pondok Pesantren( Ponpes) An Nur melaksanakan kegiatan maulid Nabi Muhammad Saw bersama Habib Muhammad bin Husein bin Anies Al Habsyi. Kegiatan ini sekaligus menjadi pra acara rangkaian Haul Masyayikh dan Haflah Khotmil Qur’an ke-22. Acara ini berlangsung di halaman rusunawa Ponpes An Nur dan disiarkan secara langsung di Youtube Annurngrukem.
Mengingat keterbatasan tempat, acara Maulid Simtudduror ini dilaksanakan secara internal, dihadiri keluarga besar Ponpes An Nur dan tamu undangan. Acara dimulai setelah shalat Isya berjamaah. Para santri sangat antusias mengikuti Maulid Simtudduror mengingat ini perdana berkumpul bersama seluruh santri setelah pandemi covid-19. Acara pembacaan Maulid Simtudduror ini berlangsung tertib dan khidmat.
Setelah pembacaan Maulid Simtudduror yang dipimpin oleh beliau Habib Muhammad bin Husein bin Anies Al Habsyi, beliau menyampaikan mauidzoh hasanah.
Beliau mengisahkan pada masa Sayyid Ahmad bin Zaini Dahlan, saat itu terjadi kekeringan hingga terjadi wabah kelaparan, kemudian ulama berkumpul dan berdikusi agar bisa keluar dari wabah kelaparan tersebut. Kemudian diputuskan seluruh ulama dan santri pada saat itu berziarah ke makam Rasulullah SAW di masjid Nabawi Madinah. Pada saat perjalanan terdapat tiga golongan orang-orang yang ikut berziarah. Golongan pertama mengisi perjalanan dengan membaca Al-Qur’an, golongan kedua membaca kitab Bukhori dan golongan ketiga membaca kitab Asy Syifa karya Qadhi ‘Iyad.
Kemudian sampai di masjid Nabawi, seluruh rombongan berziarah dan memohon kepada Allah agar mengangkat wabah kelaparan yang sedang terjadi. Kemudian pada malam harinya, salah satu rombongan yakni Syekh Hasan Al Yamani berdoa di makam Rasulullah SAW. Syekh Hasan berada di antara posisi terjaga dan terlelap, beliau bermimpi bertemu dengan Rasulullah SAW dan dalam mimpinya Rasulullah bersabda, “Balak kelaparan akan diangkat dan sebagai gantinya akan ada balak yang lebih besar.” Namun Rasulullah tidak menjelaskan lebih lanjut balak seperti apa yang lebih besar.
Keesokan harinya, beliau mendapatkan kabar bahwa Sayyid Ahmad bin Zaini Dahlan meninggal dunia, kemudian setelah hal itu, balak kelaparan diangkat dan tidak ada lagi kelaparan. Takwil dari kisah tersebut adalah balak kelaparan tidak lebih besar dari wafatnya para ulama atau orang shalih.
Selanjutnya, Habib Muhammad bin Husein bin Anies Al Habsy, menjelaskan mengenai kitab Asy Syifa fi Ta’rifi Huquqil Musthofa karya Qadhi ‘Iyad, kitab yg sangat mashur yg ditulis sekitar tahun 500 Hijriyah.
Dalam fasal kedelapan kitab Asy Syifa, dijelaskan bahwasanya Allah mengumumkan kepada makhluk-Nya bahwa shalawat-Nya Allah adalah kepada nabi Muhammad, pembelaan Allah kepada Nabi, dan diangkatnya azab dengan sebab Nabi Muhammad SAW.
Dikisahkan masyarakat Makkah pernah menantang Nabi Muhammad SAW, “jika memang engkau benar Nabi maka turunkanlah hujan batu”. Kemudian Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya Allah tidak akan mengazab mereka selama Rasulullah SAW masih berada di antara mereka juga apabila Rasulullah keluar dari Makkah namun masih ada orang-orang Makkah yang beriman. Selanjutnya Allah juga tidak akan menyiksa mereka apabila mereka masih mau beristigfar.”
Kemudian Rasulullah bersabda, “aku adalah pengaman bagi para sahabatku dan selama masih menjalankan sunnah nabi, tidak ada ajaran yang sesat dan fitnah yang terjadi.”
Selaras dengan pernyataan Qadhi Iyad, Rasulullah adalah sumber keamanan teragung, selama nabi hidup dan selama sunah nabi masih ada, maka seperti itulah kanjeng nabi seakan-akan masih hidup memberikan keamanan, dan jika sudah tidak ada sunah nabi, maka akan turun balak dan fitnah di dunia ini.
Habib Muhammad juga menjelaskan pahala orang yang menghidupkan sunah nabi di zaman fitnah atau zaman sekarang ini, sama seperti orang yang mati syahid, bahkan dalam suatu riwayat sama seperti 100 orang yang mati syahid. Selama sunah nabi itu ada maka adan tetap ada keamanan di dunia ini. Seperti hal-hal kecil di kehidupan sehari-hari masuk rumah sesuai sunah menggunakan kaki kanan, sebelum makan berdoa dan sebagainya. Barang siapa menghidupkan sunah nabi, maka seakan-akan dia menghidupkan Rasulullah SAW.
Karena ilmu adalah warisan nabi, beliau Habib Muhammad berpesan: “jadi apapun seorang santri nantinya, mau jadi polisi, dokter, pengacara yang penting adalah bagaimana membawa semangat dakwah dalam setiap pekerjaan, dan khidmah kepada Rasulullah SAW, yang insyaallah menjadikan kehidupan berkah dan orang yang berkah.
Selanjutnya, beliau menutup mauidzoh khasanah dengan pesan bagaimana agar ilmu menjadi berkah. Yang pertama, mengamalkan sunnah nabi sekecil apapun, dan yang kedua membaca sholawat yang banyak, sekaligus mempelajari tentang Nabi Muhammad Saw, misalnya seperti membaca kitab Asy Syifa yang berisikan keutamaan Rasulullah SAW.