Artikel

Selamat Tahun Baru Hijriah: Mari Berbenah Menuju Hidup Lebih Berkah

www.annurngrukem.com – Sesuai dengan kalender Tahun Hijriah, sekarang telah memasuki awal tahun hijriah, yakni Bulan Muharam. Banyak sekali amaliyah yang bisa dilakukan oleh umat muslim yang tergolong rutin pada setiap tahunnya.

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ ۚ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً ۚ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ

“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, Maka janganlah kamu Menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.” (QS. At-Taubah ayat 36)

Quraish Shihab seorang pakar tafsir Indonesia dalam kitab tafsir al-Misbahnya, beliau berpendapat bahwa ayat ini membicarakan kejelekan kaum musyrikin menyangkut tentang bilangan bulan dalam setahun, yang terkadang mereka tambah atau putar balikkan tempatnya. Di sini Allah berfirman bahwa sesungguhnya batas yang tidak dapat ditambah atau tidak dikurang menyangkut bilangan bulan di sisi Allah, yakni menurut perhitungan ketetapan-Nya, adalah dua belas bulan tidak berlebih dan tidak berkurang, tidak juga dapat diputar balikkan tempatnya. (Lihat: Quraish Sihab, Tafsir al-Misbah, hlm. 87)

Di dalam dua belas tersebut, terdapat empat bulan tertentu yang kemudian disebut haram, yakni agung. Itulah ketetapan agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu di dalamnya, yaitu berbuat dosa apapun dan terhadap siapapun, seperti menambah dan mengurangi bilangan bulan. Adapun keempat bulan tersebut adalah bulah Zulkaidah, Zulhijah, Muharam, dan Rajab. Namun bulan yang keempat alias Bulan Rajab, Suku Arab Rabi’ah menganggap bahwa bulan haram yang keempat ini adalah Ramadan.

READ  Berkah Puasa Arofah; Jaminan Panjang Umur

Sekarang kita telah memasuki Bulan Muharram, yang merupakan salah satu bulan yang mulia. Rasulullah Saw. bersabda:

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ عَنْ أَبِي بِشْرٍ عَنْ حُمَيْدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْحِمْيَرِيِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ , قَالَ وَفِي الْبَاب عَنْ جَابِرٍ وَبِلَالٍ وَأَبِي أُمَامَةَ قَالَ أَبُو عِيسَى حَدِيثُ أَبِي هُرَيْرَةَ حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ قَالَ أَبُو عِيسَى وَأَبُو بِشْرٍ اسْمُهُ جَعْفَرُ بْنُ أَبِي وَحْشِيَّةَ وَاسْمُ أَبِي وَحْشِيَّةَ إِيَاسٌ

Hadis ini dikutip dalam Sunan Tirmidzi bab keutamaan salat malam juz 2 halaman 232. Hadis ini merupakan hadis sahih. Dalam hadis ini dijelaskan bahwa Abu Hurairah ra. berkata bahwa Rasulullah Saw. bersabda “puasa yang lebih utama setelah puasa di bulan ramadan adalah puasa di bulan Allah yaitu bulan muharam, dan salat yang lebih utama setelah salat fardu adalah salat di malam hari”. (lihat: Maktabah Syamilah, Matan Hadis, sunan Tirmidzi)

Sesuai hadis  ini, kita bisa mengambil pelajaran bahwa bulan Muharam disebut bulan Allah Swt. Ini sangat jelas kemuliaannya, karena bulan Muharam disebutkan sebagai syahrullah disandingkan dengan lafadz Jalalah, sama seperti kata Baitullah, Rasulullah, Saifullah. Suatu perkara yang Allah menyandingkan nama-Nya dengan perkara itu merupakan bentuk pengagungan Allah terhadap perkara tersebut.

Beberapa amaliyah yang sangat lazim diamalkan oleh umat muslim di Bulan Muharam, di antaranya sebagai berikut:

  • Membaca doa akhir tahun. Dilaksanakan setelah azan Asar dan sebelum azan Magrib. Dibaca sebanyak tiga kali. Lihat doa bisa klik DI SINI…
  • Membaca doa awal tahun. Dilaksanakan setelah azan Magrib dan sebelum azan Isak. Dibaca sebanyak tiga kali. Doa bisa dilihat DI SINI…
  • Puasa di hari Jumat

وَ عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللّه عَنْهُ مَنْ صَامَ الْجُمْعَةَ الْأُوْلَى مِنَ الْمُحَرَّمِ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

READ  Malam

“Barang siapa yang berpuasa di hari Jumat di awal Muharam, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang sudah lewat”

  • Puasa 3 hari (Kamis, Jumat, Sabtu)

وَمَنْ صَامَ ثَلَاثَ اَيَّامٍ مِنَ الْمُحَرَّمِ الْخَمِيْسِ وَالْجُمْعَةِ وَالسَّبْتِ كَتَبَ اللّه لَهُ عِبَادَةَ تِسْعِ مِائَةِ عاَمٍ

“Barang siapa berpuasa di hari Kamis, Jumat, dan Sabtu di bulan Muharam, maka Allah akan mencatat baginya seperti ibadah sembilan ratus tahun”

  • Puasa 10 hari mulai tanggal 1 sampai 10

قَالَتْ عاَئِشَةُ رَضِيَ اللّه عَنْهَا قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ صَامَ اَيَّامَ الْعَشْرِ إِلَى عَاشُوْرَاءَ اَوْرَثَ اْلفِرْدَوْسَ الْأَعْلَى

“Barang siapa berpuasa sepuluh hari mulai tanggal satu sampai dengan tanggal sepuluh, maka Allah akan memberikan baginya surga firdaus yang paling tinggi”

  • Berdoa pada malam ‘Asyura (10 Muharam)

Baca berikut ini 70 kali

حَسْبِىَ اللّه وَنِعْمَ الوَكِيْلُ نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيْرُ

Lalu lanjutkan membaca doa berikut sebanyak 7 kali

  سُبْحَانَ اللّه مِلْءَ الْمِيْزَانِ وَمُنْتَهَى الْعِلْمِ وَمَبْلَغَ الرِّضَا وَزِنَةَ الْعَرْشِ لَامَلْجَأَ وَلَامَنْجَا مِنَ اللّهِ اِلَّا اِلَيْهِ سُبْحَانَ اللّهِ عَدَدَ الشَّفْعِ وَالْوَتْرِ وَعَدَدَ كَلِمَاتِ اللّهِ التَّامَّاتِ كُلِّهَا اَسْأَلُكَ السَّلَامَةَ بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ وَلَاحَوْلَ وَلَاقُوَّةَ اِلَّا بِاللّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَهُوَ حَسْبِى نِعْمَ الْوَكِيْلُ نِعْمَ اْلمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيْرُ وَصَلَّى اللّه عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

Dalam bulan Muharam terdapat hari ‘Asyuro, tepatnya pada tanggal 10 Muharam yang di sunahkannya berpuasa pada tanggal tersebut, sebagaimana Rasulullah Saw. bersabda:

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ يَزِيدَ بْنِ أَبِي حَبِيبٍ أَنَّ عِرَاكَ بْنَ مَالِكٍ حَدَّثَهُ أَنَّ عُرْوَةَ أَخْبَرَهُ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا, أَنَّ قُرَيْشًا كَانَتْ تَصُومُ يَوْمَ عَاشُورَاءَ فِي الْجَاهِلِيَّةِ ثُمَّ أَمَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِصِيَامِهِ حَتَّى فُرِضَ رَمَضَانُ وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ شَاءَ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ شَاءَ أَفْطَرَ

READ  Tahun Baru Islam 1443 Hijriah: Panduan Intropeksi Diri dalam Menggapai Ridla Ilahi

Hadis ini diriwayatkan oleh salah satu istri nabi yaitu Sayyidah ‘Aisya ra. Beliau berkata bahwa Rasulullah Saw. bersabda: sesungguhnya orang-orang Quraisy pada masa jahiliyah berpuasa pada hari ‘Asyuro. Kemudian Rasulullah Saw. mewajibkan untuk berpuasa di hari ini. Lalu beliau bersabda lagi siapa yang hendak berpuasa maka berpuasalah, barang siapa yang tidak ingin maka berbukalah. Hadis ini di kutip dalam sahih Imam Bukhari. (Lihat: Maktabah Syamilah, Matan Hadis, Shoheh Bukhori)

Dalam hadis ini kita bisa ambil beberapa pelajaran bahwa ada keutamaan berpuasa di bulan Muharam terutama pada tanggal 10 hari Asyura. Selanjutnya hadis ini mengajarkan kepada kita bahwa perintah yang awalnya wajib kemudian tidak disertai larangan merupakan sunah muakad (yang dianjurkan). Hal ini bisa dikatakan sunah karena ada perintah kembali dari Rasulullah Saw. untuk diperbolehkannya tidak berpuasa. Hadis ini juga mengajarkan bahwa agama Islam merupakan agama yang sangat membuka diri akan tradisi, selagi tradisi ini tidak melanggar syariat. Ini terbukti karena puasa di hari Asyura merupakan tradisi sebelum Islam datang, dan kemudian dilegalitaskan oleh hadis Rasulullah Saw. dan menjadi suatu perkara sunah Rasulullah Saw.

Terakhir, kita bisa simpulkan bahwa ketika datang bulan Muharam hendaknya kita melaksaakan berbagai amaliyah di dalamnya. Sehingga mendapatkan banyak pahala, fadilah-fadilahnya, bisa mendapatkan banyak keutamaan dan keberkahan di dalamnya.

Selain itu, akhir tahun tentunya menjadi sebuah evaluasi diri agar di tahun berikutnya menjadi lebih baik. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad Saw yang sangat populer “Barang siapa hari ini lebih baik daripada hari kemarin, maka dialah orang yang paling beruntung. Barang siapa yang hari ini sama seperti hari kemarin, maka dialah orang yang merugi. Dan barang siapa yang hari ini lebih jelek daripada hari kemarin, maka dialah orang yang dilaknat.”

Semoga kita termasuk orang yang beruntung di dunia dan akhirat. Amiin. Wallahu a’lam.

PENULIS: Jamal dan Sangidu

REFERENSI: Maktabah Syamilah, Tafsir al-Misbah, Kafabihi

annurngrukem

Admin website. Pengurus Pondok Pesantren An Nur. Departemen Multimedia Bidang Informasi dan Teknologi.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
WeCreativez WhatsApp Support
Tim dukungan pelayanan kami siap menjawab pertanyaan Anda. Tanyakan apa saja kepada kami!
Hai, ada yang bisa saya bantu??