Talkshow Bareng Gus Ahmad dan Ning Sheila
www.annurngrukem.com – Malam Minggu (2/7) kali ini terasa berbeda dan istimewa bagi santriwan dan santriwati Komplek Khodijah. Dua tamu spesial hadir dalam acara “Talkshow: Membangkitkan Ghirah Menghafal Al-Qur’an di Tengah Gempuran Zaman”, yakni Gus Ahmad Kafa dan Ning Sheila Hasina dari Pondok Pesantren Lirboyo Jawa Timur. Acara itu digelar di halaman IIQ An Nur.
Talkshow dimulai bakda Isya dan berakhir pukul 22.15 WIB. Talkshow ini disambut hangat dan meriah dari awal hingga usai acara, baik dari para dzuriyah yang hadir maupun para santri. Terlebih ketika penampilan hadroh dari Komplek Khodijah yang menambah keseruan di awal acara, yang sekaligus sebagai menyambut kedatangan para dzuriyah dan Gus Ahmad serta Ning Sheila.
Adapun susunan acara yang meliputi: pembukaan, pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Azizatul Hasanah, lalu sambutan dari dewan dzuriyah Komplek Khodijah yang diwakili oleh Gus Izzatu Muhammad, S.H.I, kemudian dilanjut acara Talkshow yang dimoderatori oleh Mujawazah, M.Pd.
Tema yang diambil sangat fleksibel dengan keadaan santri zaman sekarang, yang mulai pudar semangatnya dalam menghafal Al-Qur’an. Hal ini juga dimaksudkan untuk mendobrak semangat para santri baru dalam menggapai cita-cita untuk menjadi hafidz-hafidzoh Al-Qur’an.
Cerita diawali dengan pengalaman mondok Gus Ahmad dan Ning Sheila. Kemudian dilanjut dengan 3 pertanyaan yang dilontarkan oleh para santri.
Pertanyaan pertama yakni bagaimana menjadi hafidz-hafidzoh yang ideal. Menurut Ning Sheila, ada 3 aspek utama dalam menjadi hafidz-hafidzoh yang ideal. Yang pertama adalah niat dari menghafal Al-Qur’an itu sendiri. Apapun niatnya adalah baik asalkan untuk sesuatu yang baik, seperti birrul walidain.
Satu yang ditekankan beliau yaitu Al-Qur’an bukan profesi. Jangan memanfaatkan gelar hafidz-hafidzoh untuk urusan duniawi lalu menyepelekan dalam memuliakan Al-Qur’an. Sementara yang kedua adalah mempelajari tajwid dan membenahi bacaan. Dan yang terakhir yaitu konsisten dalam muroja’ah hafalan Al-Qur’an yang telah dimiliki.
Gus Ahmad juga menyetujui jawaban dari Ning Sheila bahwa tajwid itu penting. Di zaman sekarang banyak orang yang membaca Al-Quran, namun Al-Quran justru melaknatinya karena kurangnya dalam menghormati Kalamullah.
Pertanyaan kedua yakni berkhidmah pada pondok untuk seorang santri. Ning Sheila menyampaikan tips dalam menyikapi kesibukan menjadi pengurus dan tugas seorang santri dalam mengaji, yaitu harus bijak membagi waktu. Ning Sheila juga berpesan bahwa ilmu itu berkah karena khidmah, maka jangan menyepelekan apalagi menolak kepercayaan dari pondok dalam mengabdi kepada kyai.
Pertanyaan terakhir yakni perihal menjaga hafalan setelah berumah tangga. Kali ini, Ning Sheila mengambil contoh dari orang tuanya, yaitu Bu Nyai Hannah Zamzami Lirboyo, yang sangat istiqomah dalam menjaga hafalan beliau. Ning Sheila pun mengakui bahwa beliau masih belum sekonsisten ibundanya. Namun, Ning Sheila terus berusaha dalam memuroja’ah hafalan setiap harinya.
Di penghujung acara Gus Ahmad dan Ning Sheila memberikan kuis bagi para santri. Santri putra yang ditunjuk dan diberi hadiah oleh Gus Ahmad bernama Alfa (VII MTs An Nur). Sementara itu santri putri yang berhasil menjawab pertanyaan bernama Putri Nafidah Chumairo’ (Tahassus).
“Seneng banget, grogi juga. Aslinya cuma iseng, eh, ternyata ditunjuk maju ke depan dan alhamdulillah jawabannya juga benar,” ujar Putri.
Kedua santri tersebut mendapatkan hadiah foto selfi bareng Gus Ahmad dan Ning Sheila. Gemuruh teriakan para santri merasa cemburu karena mereka tidak berhasil mendapatkan kesempatan langka itu.
Acara ditutup dengan doa yang dipim pin oleh Gus Ahmad dan sesi foto bersama para dzuriyah dengan Gus Ahmad dan Ning Sheila. Semoga dengan adanya acara Talkshow ini menjadikan lebih semangat dalam menghafalkan Al-Qur’an dan mengamalkannya dalam keseharian kita. Amin.
____________________________
Oleh : Shabrina Rizqi dan Naila Gadis