Iksaas: Sima’an Organisasi Daerah Santri Asal Sumatera dan Luar Jawa
www.annurngrukem.com – Santri Pondok Pesantren An Nur memiliki beberapa organisasi daerah atau biasa dikenal dengan orda. Organisasi ini dibentuk guna mengayomi santri dari berbagai macam provinsi dan menjalin silaturahim antar sesamanya. Selain menjadi ruang bersilaturahim, organisasi daerah ini juga memiliki agenda rutinan, seperti sima’an dan halal bi halal yang diadakan rutin pasca Idul Fitri.
Adapun orda santri asal Yogyakarta yakni Orda Maqufa, orda santri asal Jawa Barat yakni Orda Khasanah, orda santri asal Jawa Tengah yakni Orda Sakinah, orda santri asal luar Jawa yakni Orda Iksaas, dan orda santri asal Jawa Timur yakni Orda RTQ.
Orda IKSAAS (Ikatan Santri An Nur Asal Sumatera dan Luar Jawa) mengadakan sima’an Al-Qur’an dan Halal bi Halal pada Kamis (11/5) bertepatan dengan 19 Syawal 1443 Hijriah.
Sima’an Al-Qur’an ini berlangsung di kediaman Bapak Anwar Zainuri wali santri dari sdri. Falah Najiah yang berada di sisi Utara Masjid Pandanaran tepatnya di Dusun Turen, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta. Kegiatan ini adalah kegiatan rutin tahunan yang sempat berhenti karena pandemi. Acara sima’an Al-Qur’an dan Halal bi Halal ini dimulai pukul 09.30 WIB.
Rangkaian acara sima’an ini diawali dengan sambutan perwakilan An Nur, dan Tuan Rumah, lalu pembacaan Al-Fatihah, kemudian dilanjutkan sima’an Al-Qur’an sampai sore hari.
Selepas selesai acara sima’an, diadakan pembacaan tahlil dan doa yang dipimpin oleh Bapak K.H. Muslim Nawawi. Kemudian dilanjutkan mauidhoh hasanah oleh Bapak K.H. Muslim Nawawi.
Dalam mauidhoh-nya Bapak K.H. Muslim Nawawi menyampaikan bahwa sejatinya semua manusia ingin menjadi orang yang mulia. Untuk meraih kemuliaan setiap orang harus mendekat dan berinteraksi dengan hal yang mulia.
“Di dunia ini barang apa yang jelas-jelas mulia? Kalo kita meragukan kita bisa kafir. Kira-kira apa? Yakni Al-Qur’an. Kalau kita ingin mulia kita harus mendekat dengan Al Qur’an. Karena sifat Al Qur’an itu Mubarokun. Diberkahi oleh Allah. Ketika al-Qur’an sudah diberkahi oleh Allah maka bisa merentek ke lainnya.”, Kata Bapak K.H. Muslim Nawawi.
“Contohnya kertas putih tidak ada nilainya. Boleh untuk dibuang di tempat sampah, atau untuk mainan. Namun ketika kertas putih sudah ditulis ayat-ayat al-Qur’an maka ia menjadi mulia. Dan kita harus memuliakan. Tidak boleh ditaruh sembarang tempat. Begitu pun kita”, Tambah beliau.
Orang yang tidak mulia akan menjadi mulia karena dekat dengan Al-Qur’an. Dan orang yang sudah mulia akan menjadi tambah mulia karena dekat dengan Al-Qur’an. Sebagaimana bulan Ramadhan yang dulunya tidak termasuk bulan yang dimuliakan. Namun karena bulan Ramadhan menjadi bulan diturunkannya Al-Qur’an, maka bulan Ramadhan menjadi bulan yang mulia.
Begitu juga sebagaimana malaikat Jibril yang sudah mulia, menjadi tambah mulia setelah diperintahkan oleh Allah untuk membawa Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW.
Selain itu beliau juga menyampaikan tahapan belajar Al-Qur’an. Yang pertama, yakni dengan belajar membaca dan menghafal. Kemudian berlanjut pada tahapan mempelajari maknanya. Jika sudah mempelajari maknanya yakni men-tadabburi. Setelah itu mengamalkannya.
“Bacalah Al-Quran dengan lidah fasihmu. Pikirkanlah dengan akal jernihmu. Renungkan dengan hati sucimu. Dan amalkanlah dengan seluruh anggota badanmu”, Tutur beliau Bapak K.H. Muslim Nawawi.
Setelah acara Mauidhoh dilanjutkan acara shalat Maghrib berjamaah bersama Bapak K.H. Muslim Nawawi. Kemudian dilanjutkan istirahat dan pembacaan Maulid Al-Barzanji dan pamitan selepas Isya.
Dalam sesi pamitan, Ketua IKSAAS, Ust. Ahmad Muzakki mengucapkan terima kasih kepada tuan rumah dan memohon maaf apabila terdapat banyak kekeliruan maupun kesalahan dari santri IKSAAS, kemudian meminta doa serta izin pamit untuk kembali ke Pesantren.
Bapak Anwar Zainuri selaku tuan rumah berpesan kepada santri IKSAAS, Apabila dalam pertemuan ini memberikan sebuah kemanfaaatan, semoga kemanfaatan ini tidak hanya sampai di dunia, tapi juga di akhirat. Selanjutnya, dalam mencari ilmu hendaknya kita harus khusyuk tidak usah berpikiran besok menjadi apa. Karena harta, tahta, dan popularitas berjalan di belakang ilmu. Jika ilmu sudah tercapai hal itu semua akan mengikuti.
Acara Sima’an dan Halal bi Halal selesai pukul 20.30 WIB yang ditutup dengan mushafah bersama tuan rumah . Meski rintik hujan, acara berjalan dengan lancar dan meriah.