Mari Budayakan Salat Rawatib
Salat Rawatib adalah salat sunah yang dikerjakan sebelum dan sesudah salat wajib lima waktu. Salat ini terbagi menjadi dua bagian: qabliyah dan bakdiyah. Bila salat sunah yang dikerjakan sebelum menunaikan salat wajib maka disebut salat sunah qabliyah, sedangkan salat sunah yang dilakukan setelah salat wajib disebut salat sunah ba‘diyah.
Dalam kitab Fatḥu al-Qarīb al-Mujīb, Syekh Muhammad bin Qāsim al-Gazī telah menerangkan bahwa salat sunah yang megikuti salat-salat wajib, yang juga disebut salat Rawatib itu ada 17 rakaat, yaitu: 2 rakaat salat sunah Subuh, 4 rakaat sebelum salat Zuhur, 2 rakaat sesudah salat Zuhur, 4 rakaat sebelum salat Asar, 2 rakaat sesudah Magrib, 3 rakaat sesudah salat Isya dengan salah satu di antara tiga ini adalah salat witir.
Salat-salat sunah Rawatib tersebut, lanjut beliau, yang sangat ditekankan untuk dikerjakan (baca: sunah muakkad) terdapat 10 rakaat, yakni: 2 rakaat sebelum salat Subuh, 2 rakaat sebelum salat Zuhur, 2 rakaat sesudah salat Zuhur, 2 rakat sesudah salat Magrib, dan 2 rakaat sesudah salat Isya.
KH. Muslim Nawawi memotivasi para santrinya untuk selalu melakukan salat sunah Rawatib. Beliau menjelaskan lewat analogi yakni salat wajib laksana sedang ujian, bila tidak tuntas harus ikut perbaikan, lalu akhirnya bisa lulus.
Analogi beliau, “Salat Rawatib itu ibarat remedial saat ujian. Ujian itu salat wajib yang tidak tuntas, nilai masih merah. Barangkali, pas salat wajib kita ingat jemuran, ingat mau ke minimarket, dan sebagainya, akhirnya tidak tuntas. Nah kalau tidak tuntas harus remedi, biar bisa mengkatrol nilai ujian atau salat wajib tadi. Akhirnya jadi tuntas, kalau tuntas berarti lulus.”
Di situlah letak pentingnya salat sunah Rawatib, yakni menjadi nilai tambah salat wajib yang kurang sempurna atau tidak tuntas. Sebab itu, kita harus senantiasa membudayakan melakukan salat sunah Rawatib ini. Sebab, salat sunah Rawatib memiliki nilai tambah, jadi tidak boleh kita remehkan.
Tentang meremehkan salat sunah. Dalam kitab Sulam al-Taufīk karya Abdullah bin Husain bin Ṭāhir bin Muhammad bin Hāsyim Bā ‘Alawī menjelaskan,
وحاصل اكثر تلك العبارات يرجع الى ان كل عقد او فعل او قول يدل على استهانة او استخفاف بالله او كتبه او رسله او ملائكته او شعائره او معالم دينه او احكامه او وعده او وعيده كفر او معصية فليحذر الانسان من ذلك يحهده
“Kesimpulannya bahwa setiap keyakinan, perbuatan, atau perkataan yang menunjukkan penghinaan, meremehkan pada Allah, kitab-kitabNya, para rasulNya, malaikatNya, syiar atau tanda agamaNya, hukum-hukumNya, janji Allah, ancaman Allah, maka itu kufur atau dosa. Maka hendaknya manusia berhati-hati akan hal itu.”
Nah, jangan sampai kita meremehkan salat sunah seperti salat sunah Rawatib. Akibatnya bisa fatal, sebagaimana keterangan di atas. Kebalikannya, kita harus semangat dalam mengerjakan perintah Allah, meski levelnya sunah seperti salat Rawatib itu sekalipun.
Di sisi lain, salat sunah Rawatib memiliki banyak keutamaan. Salat sunah qabliyah Subuh, misalnya, dalam hadis riwayat Imam Muslim disebutkan:
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عُبَيْدٍ الْغُبَرِيُّ حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ زُرَارَةَ بْنِ أَوْفَى عَنْ سَعْدِ بْنِ هِشَامٍ عَنْ عَائِشَةَعَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنْ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَ
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin ‘Ubaid Al Ghabari telah menceritakan kepada kami Abu ‘Awanah dari Qatadah dari Zurarah bin Aufa dari Sa’d bin Hisyam dari ‘Aisyah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: “Dua rakaat fajar lebih baik daripada dunia seisinya.”
Lalu, salat sunah Zuhur, berikut salah satu keutamaannya dalam hadis riwayat Imam Turmudzi:
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرٍ مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَقَ الْبَغْدَادِيُّ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ التِّنِّيسِيُّ الشَّأْمِيُّ حَدَّثَنَا الْهَيْثَمُ بْنُ حُمَيْدٍ أَخْبَرَنِي الْعَلَاءُ هُوَ ابْنُ الْحَارِثِ عَنْ الْقَاسِمِ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ عَنْبَسَةَ بْنِ أَبِي سُفْيَانَ قَال سَمِعْتُ أُخْتِي أُمَّ حَبِيبَةَ زَوْجَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ حَافَظَ عَلَى أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ قَبْلَ الظُّهْرِ وَأَرْبَعٍ بَعْدَهَا حَرَّمَهُ اللَّهُ عَلَى النَّارِقَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ غَرِيبٌ مِنْ هَذَا الْوَجْهِ وَالْقَاسِمُ هُوَ ابْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ يُكْنَى أَبَا عَبْدِ الرَّحْمَنِ وَهُوَ مَوْلَى عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ خَالِدِ بْنِ يَزِيدَ بْنِ مُعَاوِيَةَ وَهُوَ ثِقَةٌ شَأْمِيٌّ وَهُوَ صَاحِبُ أَبِي أُمَامَةَ
Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr Muhammad bin Ishaq Al Baghdadi berkata; telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Yusuf Attinnisi Asy Sya`mi berkata; telah menceritakan kepada kami Al Haitsam bin Humaid berkata; telah mengabarkan kepadaku Al ‘Ala` -yaitu bin Al Harits- dari Al Qasim Abu Abdurrahman dari Anbasah bin Abu Sufyan ia berkata; “Aku mendengar saudaraku, Ummu Habibah, istri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berkata; “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa bisa menjaga empat rakaat sebelum zhuhur dan empat rakaat setelahnya maka Allah akan mengharamkannya masuk neraka.” Abu Isa berkata; “Hadits ini derajatnya hasan shahih gharib dari jalur ini. dan Al Qasim adalah Ibnu Abdurrahman, julukannya Abu Abdurrahman, yaitu pelayan Abdurrahman bin Khalid bin Yazid bin Mu’awiyah. Ia adalah seorang tsiqah dari wilayah Syam, dan ia adalah teman Abu Umamah.”
Rasulullah Saw berdoa untuk umatnya yang melaksanakan salat sunah qabliyah Asar, sebagaimana hadis riwayat Imam Turmudzi di bawah ini:
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ مُوسَى وَمَحْمُودُ بْنُ غَيْلَانَ وَأَحْمَدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ وَغَيْرُ وَاحِدٍ قَالُوا حَدَّثَنَا أَبُو دَاوُدَ الطَّيَالِسِيُّ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مُسْلِمِ بْنِ مِهْرَانَ سَمِعَ جَدَّهُ عَنْ ابْنِ عُمَرَعَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ رَحِمَ اللَّهُ امْرَأً صَلَّى قَبْلَ الْعَصْرِ أَرْبَعًا قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ غَرِيبٌ حَسَنٌ
Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Musa dan Mahmud Al Gahilan dan Ahmad bin Ibrahim Ad Dauraqi dan selainnya berkata; telah menceritakan kepada kami Abu Dawud Ath Thayalisi berkata; telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Muslim bin Mihran mendengar Kakeknya dari Ibnu Umar dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: “Semoga Allah merahmati orang yang shalat empat rakaat sebelum ashar.” Abu Isa berkata; “Hadits ini derajatnya hasan gharib.”
Dalam redaksi lain, Allah menyiapkan rumah di surga bagi orang yang melaksanakan salat sunah Rawatib, otomatis ia akan masuk surga. Perhatikan hadis riwayat Imam Nasai berikut ini:
أَخْبَرَنَا الرَّبِيعُ بْنُ سُلَيْمَانَ قَالَ أَنْبَأَنَا أَبُو الْأَسْوَدِ قَالَ حَدَّثَنِي بَكْرُ بْنُ مُضَرَ عَنْ ابْنِ عَجْلَانَ عَنْ أَبِي إِسْحَقَ الْهَمْدَانِيِّ عَنْ عَمْرِو بْنِ أَوْسٍ عَنْ عَنْبَسَةَ بْنِ أَبِي سُفْيَانَ عَنْ أُمِّ حَبِيبَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اثْنَتَا عَشْرَةَ رَكْعَةً مَنْ صَلَّاهُنَّ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْعَصْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ صَلَاةِ الصُّبْحِ
Telah mengabarkan kepada kami Ar Rabi’ bin Sulaiman dia berkata; telah memberitakan kepada kami Abul Aswad dia berkata; telah menceritakan kepadaku Bakr bin Mudhar dari Ibnu ‘Ajlan dari Abu Ishaq Al-Hamdani dari ‘Amru bin Aus dari ‘Ansabah bin Abu Sufyan dari Ummu Habibah bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda: “Ada dua belas raka’at yang barang siapa mengerjakannya, maka Allah akan membangunkan baginya rumah di surga.” Yaitu empat raka’at sebelum zhuhur, dua raka’at sesudahnya, dua raka’at sebelum ashar, dua raka’at sesudah maghrib dan dua raka’at sebelum shalat subuh.”
Tentu masih banyak faedah atau keutamaan salat sunah Rawatib ini. Oleh karena itu, mari kita kerjakan salat sunah Rawatib. Ingat, salat adalah amal yang akan dihisab pertama nantinya. Semoga Allah mendirikan dan melanggengkan salat kita selagi langit dan bumi masih langgeng. Amin.
___IDU AHM