
Pondok Pesantren An Nur Bantul berdiri sejak 1976 M. Pada Agustus 2025, serangkaian acara menuju setengah abad telah digelar. Ada banyak acara, di antaranya Simaan Al Qur’an, Majelis Haul, Bahtsul Masail Qur’aniy, Silatnas Alumni, Pagelaran Wayang Kulit, Shalawat Santri, dan Haflah At Tasyakur serta Ceremonial Kick Off Setengah Abad Pondok Pesantren An Nur. Acara berlangsung meriah diikuti oleh ribuan santri, alumni, dan Masyarakat.
Majelis Haul dan Birrul Walidain
Acara ini terlaksana pada Rabu (27/8) pukul 19.30 WIB di Komplek Putra Pusat. Selain diikuti oleh para santri, acara ini dihadiri warga kampung setempat, termasuk para tokoh masyarakat, dan para dzuriyah Bani Nawawi Pondok Pesantren An Nur.
Pembawa acara yakni Bapak Mustajib, alumni Pondok Pesantren An Nur. Dilanjutkan sambutan dari dzuriyah, yang disampaikan oleh KH. Yasin Nawawi. Setelah itu, pembacaan zikir dan tahlil oleh KH. Abdul Hamid Abdul Qodir, Pengasuh Pondok Pesantren Al Munawwir Krapyak. Adapun doa akhir majelis dibawakan oleh Simbah Kiai Ahmad Hamam, Kaum Rois Dusun Ngrukem.
Bahtsul Masail Qur’aniy se-Yogyakarta
Acara ini digelar dalam rangka launching lembaga baru di PP. An Nur, yakni Lajnah Bahtsul Masail Qur’aniyyah (LBMQ) An Nur. Sebanyak tujuh belas pesantren dari berbagai wilayah di DIY yang tergabung dalam Forum Bahtsul Masail Pesantren (FBMP) DIY ikut mensukseskan acara ini, seperti PP. Al Munawwir, PP. As Salafiyah Mlangi, PP. Nurul Ummah Kotagede, PP. Al Mumtaz Gunungkidul, dan lain-lain.
Acara berhasil dilaksakan pada Kamis (28/8) pukul 08.45 WIB. Dr. KH. Anis Mashduqi, Lc., M.Si. selaku ketua Lajnah Bahtsul Masail (LBM) PWNU DIY, menyambut baik kelahiran LBMQ An Nur sebagai stimulus bagi santri-santri agar terus mendalami Al Qur’an, baik hukumnya, rahasianya, dan sebagainya.
Ust. Muhammad Rifqi, S.Ag. selaku ketua FBMP DIY mengatakan bahwa acara ini adalah yang ke-7 sejak pertama kali diadakan pada tahun 2023 di PP. Ali Maksum. Selepas sambutan-sambutan, acara dilanjut dengan peresmian lembaga Bahtsul Masail Qur’aniyyah An Nur, yang ditandai dengan penandatanganan piagam peresmian oleh pengasuh PP. An Nur, KH. Muslim Nawawi.
Setelah itu, dilakukan penyerahan secara simbolis piagam peresmian dari KH. Muslim Nawawi kepada ketua LBMQ An Nur, Ifroh Yanuri Ahmad. Suasana diskusi antara musyawirin, perumus dan mushohih sangat hidup dan tertib. Acara berlangsung selama dua sesi yang berakhir pukul 16.00 WIB.
Shalawat dan Pagelaran Wayang Santri
Jumat (29/8) malam pukul 19.30 WIB ribuan santri Pondok Pesantren An Nur menikmati shalawat yang dibawakan oleh Hamed Uye dari Jombang. Acara ini berlangsung di panggung utama yakni halaman Institut Ilmu Al Qur’an (IIQ) An Nur Yogyakarta. Seluruh santri, alumni, dan masyarakat yang hadir ikut melambaikan tangan dan bersorak.
Hadirin nampak sangat menikmati shalawat mengikuti alunan musik yang dibawakannya. Namun, sayangnya karena penampilannya terbatas waktu, Hamed Uye harus mengakhiri penampilannya pada pukul 22.00 WIB.
Tibalah sesi pagelaran wayang kulit tampil pukul 22.00 WIB. Dibuka oleh aksi dalang cilik, Ki Dalang Fatan. Penampilannya berhasil meramaikan arena. Setelah beberapa menit bermain, pagelaran wayang dilanjutkan oleh Ki Tulus Raharjo dari Kartosuro. Pertunjukan ini menegaskan kembali filosofi Pondok Pesantren An Nur, yang senantiasa berupaya mengintegrasikan kearifan lokal dengan nilai-nilai Islam.
Silatnas dan Mukernas Alumni
Acara ini digelar pada Sabtu (30/8) Pukul 08.00 WIB di Pendopo Putra Pusat. Setelah mudarosah Juz 30 selesai, kemudian disambung dengan Doa Khotmil Qur’an yang dipimpin oleh KH. Muslim Nawawi. Sebelum acara silatnas dan mukernas alumni berlangsung, Dewan Pengasuh memberikan Kalam Nasihat dan Tausiyah kepada para alumni yang hadir.
Selanjutnya silatnas dan mukernas alumni yang dipimpin oleh ketua Ikatan Alumni Santri An Nur (IASA) Pusat, Bapak H. Sihabudin. Acara berjalan dengan lancar dan masing-masing perwakilan pengurus daerah menyampaikan serta melaporkan kegiatan yang sudah berjalan maupun yang akan diadakan. Acara silatnas dan mukernas ditutup dengan makan ala santri (nampanan) secara bersama-sama.
Pada pukul 14.00 WIB, Acara Seminar dimulai, pembicara Dr. KH. Afifudin Dimyati, Lc., MA Pengasuh Pondok Pesantren Darul Ulum Jombang. Gus awis (sapaan beliau) juga aktif sebagai penulis, pendakwah, dan dosen. Beliau juga termasuk dalam tim Dewan Pakar Lajnah Pentashihan Mushaf Al Qur’an.
Dalam seminar kali ini tema yang diusung yaitu “Mengoptimalkan Peranan Ahlul Qur’an Sebagai Cahaya Masyarakat”. Acara ini dihadiri dari para alumni dan santri Pondok Pesantren An Nur.
Dalam seminarnya beliau menerangkan bahwasannya Allah SWT merupakan satu-satunya sumber dari semua cahaya. Akan tetapi, cahayanya Allah SWT diberikan sebagaimana yang Dia kehendaki. Diantaranya yaitu orang beriman, orang yang diberikan keimanan oleh Allah SWT berarti dia diberikan cahaya oleh Allah SWT yang oleh dengannya dia bisa berjalan di muka bumi ini. Sehingga peranan Ahlul Qur’an seharusnya bisa menjadi cahaya yang bisa menerangi masyarakat.
Beliau menambahkan bahwasanya Al Qur’an sendiri merupakan cahaya. Sehingga dapat dikatakan bahwa para ahlul qur’an merupakan pemilik cahaya. Selanjutnya dengan cahaya yang telah kita miliki, dimanfaatkan baik di dunia dan akhirat.
Selanjutnya beliau memberikan empat prinsip atau konsep dalam memanfaatkan Al Qur’an sebagai cahaya, yaitu:
- Tasyakur, kita bisa mensyukuri Al Qur’an dengan tiga cara yaitu: Pendengaran, Penglihatan, dan Hati nurani
- Tayassur, dalam membaca Al Qur’an tidak terbatas waktunya. Baik dimanapun, kapanpun, dan dalam keadaan apapun selalu berusaha untuk membaca Al Qur’an sebagaimana kadar kemampuan.
- Tadabbur, Al Qur’an perlu dipahami dan dipelajari maknanya.
- Tadzakkur, setelah dipelajari dan dipahami, kita senantiasa memberikan penerangan dan manfaat kepada masyarakat dengan cara mengingatkan dengan berlandaskan Al Qur’an.
Haflah At Tasyakur dan Kick Off
Para santri yang sudah memiliki hafalan 5, 10, dan 20 juz dan telah tes glondong mendapatkan apresiasi di malam terakhir perayaan kick off setengah abad Pondok Pesantren An Nur. Acara digelar pada Sabtu (30/8) pukul 20.00 WIB.
KH. Muslim Nawawi menceritakan tentang Kyai Baedhowi Kedungloteng yang selalu memotong ayam setiap beliau khatam 1 Juz dan diserahkan kepada KH. Moenawwir selaku guru beliau sebagai bentuk tasyakur atas perolehan mengaji putranya. Lalu disusul sambutan kedua oleh perwakilan walisantri, yang disampaikan oleh K. Nur Hasim.
Adapun sambutan terakhir dibacakan oleh H. Abdul Halim Muslih, selaku Bupati Bantul. Beliau mengatakan bahwa Pendidikan di pondok pesantren adalah Pendidikan paling lengkap di dunia dengan meliputi kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual, dan kecerdasan sosial.
Acara dilanjut dengan prosesi Haflah At Tasyakur dimulai dengan pemanggilan khotimin-khotimat ke atas panggung. Ada sebanyak 185 khotimin-khotimat yang mengikuti acara tersebut. Diawali dengan membaca Al Fatihah, maqra’, zikir tahlil, doa, hingga mahalul qiyam shalawat.
Di pertengahan acara KH. Muslim Nawawi menyampaikan kabar gembira bagi dua santri yang terpilih mendapatkan hadiah umroh gratis dengan kategori Santri Tahfidz 30 Juz Bilhifdzi Terbaik, sebagai bentuk apresiasi santri dalam mengaji dan mengabdi di Pondok Pesantren An Nur. Kedua santri tersebut yaitu Ahmad Najib Alawiy dan Anggita Dwi Ariyanti.
Acara puncak yang ditunggu-tunggu yaitu Ceremonial Kick Off Setengah Abad Pondok Pesantren An Nur. Acara berupa penayangan video dokumenter singkat perjuangan Muassis Pondok Pesantren An Nur. Selanjutnya adalah perayaan kick off secara simbolis yang dibuka dengan doa dan harapan dari dewan pengasuh yang kemudian dilanjut dengan memencet bel countdown oleh KH. ‘Ashim Nawawi, KH. Yasin Nawawi, KH. Mu’thi Nawawi, dan KH. Muslim Nawawi.
Acara ditutup dengan doa oleh KH. Mu’thi Nawawi, yang kemudian ditutup oleh MC acara. Berakhirlah sudah seluruh rangkaian acara Haul Muassis, Tasyakuran, Silatnas Alumni, Harlah, dan Kick Off Setengah Abad Pondok Pesantren An Nur.
___
Penulis: M. Rifqi Muslim, Adam Fikri, Shabrina Rizki Fauzia, dan Brillyan Kesuma.



