Berita

Penundaan Kedatangan Santri Tahap 7 dan Lockdown Internal Pesantren

www.annurngrukem.com – Tim Satgas Pondok Pesantren An Nur melakukan penundaan kedatangan santri tahap 7, yang telah direncanakan akan dilakukan pada 18 November mendatang. Keputusan ini diambil setelah Tim Satgas menghadiri rapat bersama Pemerintah Bantul di Parasamya.

Dengan situasi dan kondisi di daerah Bantul yang terus menambah kluster baru Covid-19, maka Tim Satgas bergerak cepat dengan sowan kepada dewan zuriah dan pengasuh Pondok Pesantren An Nur. Kemudian, turunlah surat resmi dari Yayasan Al Ma’had An Nur untuk seluruh lembaga di bawah naungannya.

Dalam surat tersebut ditulis, bahwa kedatangan santri tahap 7 akan dilakukan setelah masalah virus Covid-19 di daerah Bantul mereda. Di mana, data Pemerintah Bantul menyebutkan daerah Sewon adalah daerah zona merah. Selain itu, keputusan tersebut mengacu pada keputusan Pemerintah Bantul yang secara resmi menegaskan seluruh Pondok Pesantren di Bantul untuk melakukan lockdown internal.

Lockdown yang dimaksudkan di antaranya ialah menunda sementara kedatangan santri seluruh pondok pesantren baik dari wilayah luar maupun dalam DIY, serta meminimalisir mobilitas santri ataupun pengasuh terhadap pihak luar, baik itu dengan masyarakat sekitar terlebih lagi ke luar kota.

Per 7 November, data Pemerintah Bantul menyebutkan ada 1.542 kasus terkonfirmasi Covid-19. Sebanyak 908 dinyatakan sembuh, dan 302 masih isolasi, serta 28 jiwa meninggal dunia. Adapun daerah Sewon adalah daerah dengan kasus terbanyak di Bantul, yakni 339 kasus. Disusul Banguntapan dengan jumlah 205 kasus dan Kasihan sebanyak 188 kasus.

Sekretaris Daerah (Sekda), Helmi Jamharis berpesan kepada para pengasuh pesantren agar menertibkan protokol kesehatan secara ketat. Mencuci tangan dengan sabun dengan air mengalir, memakai masker, dan menjaga jarak, serta mengkonsumsi makanan dan minuman yang sehat dan bergizi agar daya tahan tubuh tetap kuat.

READ  Multaqa Ulama Al-Qur’an Nusantara 2022

Beliau juga menekankan agar mobilitas santri diperketat. Sultan Hamengkubuwono ikut serta memberikan imbauan kepada masyarakat agar senantiasa hati-hati ketika ke luar. “Kalau tidak sangat perlu tidak usah pergi lebih baik di rumah kalau pergi ya hati-hati jangan berkerumun.” pesan beliau sebagaimana ditulis di Harian Jogja.

Bahrul Amiq, ketua Tim Satgas Pondok Pesantren An Nur, menyebutkan santri akan lebih diketati. Wali santri atau pengantar paket hanya boleh menitipkan barang kepada petugas penjaga gerbang di masing-masing komplek. Bahkan, meski santri sekadar membeli sesuatu di Minimarket, mereka harus memakai masker dan cuci tangan lebih dulu.

Selain itu, para padagang masih dilarang berjualan di sekitar asrama. Jika masih ada pedagang kaki lima yang beroperasi, para santri sudah diarahkan untuk tidak membelinya selama masa pandemi berlangsung. Bahkan, jika mendesak dan harus ke luar, santri hanya boleh meminta pengurus untuk mencarikan kebutuhannya.

Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) santri dilakukan di dalam asrama. KBM madrasah pun dilakukan secara luring, dengan dikoordinatori oleh Pengurus Pendidikan. Begitu juga dengan KBM Madrasah Diniyah. Semua dilakukan demi meminimalisir santri keluar dari asrama.

Para santri juga dicek suhu badan setiap malam Selasa dan malam Jumat oleh Pengurus Kesehatan. Jika ada santri sakit, Puskestren telah mewadahi segala kebutuhan santri. Bahkan, Puskestren memiliki tenaga medis spesialis.

Meski demikian, penundaan kedatangan santri dilakukan sebagai upaya menutup jalur luar, atau pendatang luar kota. Dan, ini adalah salah satu cara memutus mata rantai Covid-19. Tentu, penundaan ini tidak bisa diputuskan sampai kapan. Tergantung situasi dan kondisi daerah.

Dalam surat resmi yang dikeluarkan Yayasan Al Ma’had An Nur, pelaksanaan kedatangan santri tahap 7 akan dilakukan setelah wabah mereda, yang mana akan disampaikan lewat surat resmi kembali. Di samping itu, dewan zuriah juga meminta maaf atas penundaan jadwal kedatangan santri tahap 7 ini. Hal ini semata-mata sebagai langkah antisipasi dan kepedulian kita bersama untuk menjaga agar tidak ada penyebaran virus Covid-19 di lingkungan Pondok Pesantren An-Nur.

READ  K.H. Miftachul Akhyar Hadir di Haflah Ponpes An Nur

Dewan zuriah juga menegaskan santri tidak boleh keluar, termasuk menghadiri pengajian, maulid, dan lain sejenisnya. Grup hadroh pun juga tidak diizinkan untuk tampil di luar, di mana bulan Maulid biasanya banyak undangan masuk.

Semoga Allah senantiasa melindungi kita di manapun berada. Dan wabah Covid-19 ini segera mereda dan hilang, sehingga aktivitas lekas kembali normal. Mari kita terus menerapkan protokol kesehatan secara ketat, sebagai upaya melindungi diri dan orang sekitar.

annurngrukem

Admin website. Pengurus Pondok Pesantren An Nur. Departemen Multimedia Bidang Informasi dan Teknologi.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
WeCreativez WhatsApp Support
Tim dukungan pelayanan kami siap menjawab pertanyaan Anda. Tanyakan apa saja kepada kami!
Hai, ada yang bisa saya bantu??