Imtihan Madrasah Diniyah Al Furqon di Masa Pandemi
www.annurngrukem.com – Sabtu (27/3), Madrasah Diniyah Al Furqon mengadakan ujian akhir semester genap atau biasa disebut imtihan. Imtihan dilaksanakan selama tiga hari, yakni pada tanggal 27 hingga 29 Maret.
Santri yang mengikuti kelas Madrasah Diniyah merupakan santri yang tidak atau belum masuk bangku perkuliahan. Jumlah santri yang mengikuti kelas Madrasah Diniyah terhitung sekitar 1.200 santri, yang terdiri dari santri putra dan santri putri.
Di masa pandemi yang serba harus menggunakan protokol kesehatan, kegiatan imtihan tidak diadakan di gedung madrasah seperti biasa, melainkan di komplek masing-masing dan memanfaatkan tempat seadanya.
Hal ini bertujuan untuk mengurangi jadwal keluar santri dan sebagai sebuah usaha untuk memutus tali penyebaran Covid-19. Para santri duduk berjarak dan tetap memakai masker saat ujian berlangsung.
Adapun penempatan imtihan untuk santri putra pusat berada di pendopo Desa Juron, aula lantai tiga putra dan pendopo putra pusat. Sedangkan untuk santri putri pusat bertempat di aula tiga putri, aula Aziziyah, pendopo putri pusat dan musala baru.
Begitu pun komplek Khodijah, komplek Maghfiroh dan komplek Nurul Huda, diadakan di komplek masing-masing.
Pengelompokan kelas imtihan dibagi seperti pengelompokan kelas Diniyah sewaktu Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di masa pandemi ini. Tidak seperti biasanya yang dikelompokkan per kelas.
Namun hanya dibuat 3 tingkatan dalam pengelompokan, antara lain tingkatan ula, wustha, dan ‘ulya. Khusus imtihan Diniyah santri putra, difokuskan satu hari satu tingkatan. Sabtu (27/3) khusus untuk tingkatan ula dengan mata pelajaran Nahwu, Akhlak, dan Fikih.
Ahad (28/3) khusus untuk kelas wustha dengan mata pelajaran yang sama. Hari terakhir, Senin (29/3) khusus untuk kelas ‘Ulya dengan mata pelajaran yang sama juga. Sedangkan pelaksanaan imtihan santri putri, seluruh tingkatan tetap mengikuti imtihan selama tiga hari sesuai jadwal yang telah ditentukan.
Dalam proses pelaksanaannya, santri diberi waktu satu jam untuk pengerjaan soal imtihan. Mulai pukul 13.00-14.00 WIB dan pukul 16.00-17.00 WIB. Seluruh santri yang mengikuti imtihan wajib memakai baju putih dengan bawahan bebas, ditambah kerudung putih bagi santri putri.
Bagi santri baru yang mengikuti kegiatan imtihan ini, mungkin masih merasa sulit dan asing. Apalagi bagi santri baru yang masih awam mengenai materi yang diujikan, seperti Nahwu dan Fikih. Akan tetapi, khusus untuk santri baru diadakan imtihan khusus dengan materi yang berbeda dengan harapan mempermudah santri baru dalam mengikuti imtihan.
Pada tahun-tahun sebelumnya, imtihan diadakan dua kali dalam satu periode pembelajaran seperti sekolah pada umumnya, yakni: pada akhir semester ganjil dan akhir semester genap sebelum liburan tiba.
Namun pada tahun ajaran kali ini, pengadaan imtihan hanya dilaksanakan satu kali tepatnya di akhir semester genap sebelum memasuki bulan suci Ramadan. Sebab, pada semester ganjil para santri belum semua kembali ke pondok.
“Imtihan piye carane kudu ono. Senajan tidak maksimal seperti biasanya.” dawuh K.H. Ashim Nawawi selaku pengasuh Madrasah Diniyah Al Furqon.
Panitia pelaksana imtihan tidak mengalami adanya kesulitan. Hanya saja dalam pendataan pembagian kelas, yang terdiri dari tiga tingkatan mengalami sedikit pelik. Harapannya, tahun depan dan seterusnya kegiatan dapat dilaksanakan dengan normal kembali. Termasuk kegiatan belajar mengajar Madrasah Diniyah Al Furqon.
Kegiatan belajar mengajar Madrasah Diniyah Al Furqon adalah salah satu kegiatan yang sama sekali tidak bisa ditiadakan. Karena dengan adanya kegiatan pembelajaran ini para santri dapat belajar materi mengenai ilmu keagamaan, sehingga dapat menjadi bekal dalam beribadah dan menjalani kehidupan sehari-hari baik sekarang maupun kelak ketika sudah bermasyarakat.