Perihalmu, Aku Sebut Rindu

Bapak
Begitu kami memanggilnya
Bapak,
Perjalananmu membuktikan
Bahwa di dunia yang sempit ini
Kami tak akan pernah kehilangan arah, asal kami tetap mengaji
Bahwa bagimu, tidak ada hari libur untuk mengaji
Bahwa tak perlu muluk-muluk mengejar duniawi
Sebab istiqomah dan tawadhu’ adalah caramu menuju surgawi
Hari itu
Hati kami kelabu
Bahwa perihal kehilangan
Tak ada yang pernah inginkan
Bahwa perihal kehilangan
Kami tak tau bagaimana caranya sembuhkan
Tapi hari itu malaikat menyambutmu dengan bahagia
Sebab yang datang disana
adalah manusia pembawa hikmah penuh cahaya
Meski dihati kami,
ini duka yang tak bisa sembuh segera
Bapak,
Perihal mengaji kami masih banyak lengah
Tapi lagi-lagi kau berhasil membawa istiqomah menjadi jalan yang indah
Keras hati kami berhasil selalu luluh tanpa kau sentuh
Terang sampai petang
doamu berhasil membawa kami kepada hari-hari yang tenang
Dan ketika tiba hari dimana kau harus meninggalkan dunia ini
Hanya lantunan doa yang bisa kami hantarkan untukmu menuju peristirahatan terakhir
Mata kami tenggelam melihatmu pergi
Tapi cintamu tetap tumbuh setiap hari dihati kami
Hari ini dan seterusnya doa kami lebur
Hari ini dan seterusnya rindu–rindu kami tak ada libur
Bapak
Terimakasih sebab telah membuktikan dan mengingatkan
Bahwa doa dan keistiqomahan adalah senjata abadi untuk jalan hidup yang lebih terang
Bapak
Terimakasih sebab telah menjadi alasan untuk selalu kami rindukan
Mungkin
Kehilangan tidak akan terasa melelahkan ketika semua kebaikan yang ia tinggalkan kita jadikan kekuatan dan alasan untuk terus melanjutkan perjalanan
Semoga hari ini sampai nanti tanganmulah yang nantinya akan menggiring kami menuju Sang Ilahi
Tabik,
Yusrina Janani




