Kunjungan Kanwil Kemenag DI Yogyakarta Saat Covid-19

www.annurngrukem.com – Kamis (2/7) pukul 10.30 rombongan Kanwil Kemenag DI Yogyakarta melakukan tinjau langsung di Pondok Pesantren An Nur. Kunjungan dilakukan dalam rangka melihat kesiapan pembelajaran di pondok pesantren di masa pendemi Covid-19.

Ada sekitar 15 orang turut serta dalam kunjungan ini. Turut hadir dalam kunjungan: Drs. H. Wahid Jami, MA (Kabag TU Kanwil Kemenag DI Yogyakarta), Bapak Aidi Joansyah (Kepala Kemenag Bantul), beserta dari Kabid Pakis dan RMI wilayah.

Kunjungan ini dilakukan rutin oleh pihak Kanwil DI Yogyakarta ke pesantren-pesantren. Biasanya, kunjungan ini dilakukan bertepatan pada Hari Raya Idulfitri. Akan tetapi, tahun ini terkendala situasi dan kondisi dengan mewabahnya virus Covid-19, sehingga tidak bisa melakukan silaturahmi bertepatan dengan Hari Raya Idulfitri.

“Ada 4 keinginan menteri yang harus kami sampaikan terkait dibukanya pesantren di masa pendemi ini: menyiapkan gugus tugas covid-19, memastikan lingkungan pesantren aman, semua elemen pesantren dari santri sampai ke pengasuh dalam keadaan sehat, dan proses pembelajaran tetap memenuhi protokol kesehatan yang ada” ujar Drs. H. Wahid Jamil, MA.

Kunjungan ini juga menjadi upaya koordinasi dan nantinya akan dilaporkan kepada gugus tugus Covid-19. Pengasuh Pondok Pesantren An Nur, K.H. Muslim Nawawi, menyebutkan alasan memberanikan pesantren mengawali masuk setelah rapat tertinggi bersama dewan dzuriyah.

Dalam sambutannya, beliau memaparkan, “Banyak orang tua yang tengah mengkhawatirkan anaknya selama di rumah. Anak jadi sering bermain HP terutama. Setelah santri masuk pesantren, anak dilarang membawa HP dan kegiatan akan penuh dengan mengaji. Sehingga anak akan lebih baik selama di pesantren. ”

Dalam sesi ramah tamah, Drs. Bukhari Muslim, M. Ag menyampaikan informasi yang masuk pada Kemenag Bantul. Bahwa ada 29 pesantren di bawah RMI dan 3 lainnya menyatakan siap dibuka di masa pendemi ini. Di samping itu, beliau mengatakan jika pondok pesantren terlalu lama libur, maka justru akan kehilangan marwah pesantren. Usai ramah tamah, para tamu melihat asrama yang dipakai untuk ruang isolasi dan karantina santri.

_______IDU AHM