Setan dan Iman Adu Kekuatan, Siapa Menang?
Umat beragama Islam pasti hafal sampai di luar kepala dengan rukun iman. Rukun iman adalah pondasi dasar ajaran agama Islam. Setelah mengucap dua kalimat syahadat, seorang muslim harus paham dengan yang disebut rukun iman.
Rukun iman terdiri dari enam poin, yakni iman kepada Allah SWT., iman kepada malaikat, iman kepada kitab-kitab Allah, iman kepada rasul atau utusan Allah, iman kepada hari akhir, terakhir iman kepada qada dan qadar.
Tingkat keimanan seseorang dengan yang lain pun juga berbeda, dan tingkat keimanan yang tinggi hingga merasuk dalam hati seseorang memiliki pengaruh yang berbeda pula. Menurut penuturan KH. Mu’thi Nawawi, dalam kitab Risalatul Mu’awanah karya Habib Abdullah bin Alwi al-Haddad menjelaskan, bahwa orang yang memiliki tingkat iman yang sudah merasuk sampai ke dalam hati niscaya setan tidak mampu mendekat bahkan setan lebih memilih untuk pergi daripada harus mengganggunya. Ini adalah salah satu bukti bahwa iman dapat menjadi salah satu penolong bagi umat manusia.
Dalam penuturan yang lain, suatu riwayat menjelaskan, bahwa suatu ketika Sayyidina Umar bin Khattab sedang melewati suatu gang di dalam pedesaan, lalu setan melihatnya dan setan pun lebih memilih melewati gang yang lain daripada harus melewati gang yang sama dengan Sayyidina Umar bin Khattab. Setan sangat takut dengan Sayyidina Umar, bahkan setan takut hanya dengan bayangan Sayyidina Umar. Subhanallah.
Pelajaran yang dapat dipetik dalam suatu cerita diatas ialah kita harus senantiasa meningkatkan kualitas iman kita agar tidak mudah mendapat godaan dari setan. Namun bagaimana caranya? Caranya adalah dengan memperbanyak ibadah, mendekatkan diri kepada Allah SWT. dan banyak berbuat kebaikan dengan diniatkan hanya untuk mengharap rida Allah semata.
Hadis di bawah ini sangat populer di kalangan umat Islam. Dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu , dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ وَجَدَ بِهِنَّ حَلَاوَةَ الْإِيْمَانِ، مَنْ كَانَ اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا وَأَنْ يُـحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُوْدَ فِـي الْكُفْرِ بَعْدَ أَنْ أَنْقَذَهُ اللهُ مِنْهُ، كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِـي النَّارِ.
“Ada tiga perkara yang apabila perkara
tersebut ada pada seseorang, maka ia akan mendapatkan manisnya iman, yaitu (1)
barangsiapa yang Allâh dan Rasûl-Nya lebih ia cintai dari selain keduanya, (2)
apabila ia mencintai seseorang, ia hanya mencintainya karena Allâh. (3) Ia
benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allâh menyelamatkannya sebagaimana
ia benci untuk dilemparkan ke dalam Neraka.”
Sebagai penutup, momentum Ramadan ini, setan
dibelenggu, surga dibuka lebar, dan neraka ditutup. Maka, nikmat mana lagi yang
kau dustakan?
(Hendra)