Washiyatul Musthofa #3 Bab Puasa dan Sedekah
Wahai Ali, istikamahkanlah dalam salat jamaah. Karena di sisi Allah, salah jamaah tersebut pahalanya seperi kamu pergi haji dan umrah. Seseorang tiada sungguh-sungguh mencintai salat jamaah kecuali dia adalah seorang mukmin yang sangat dicintai Allah. Dan seseorang tiada meninggalkan salat jamaah kecuali di aitu orang munafik yang sangat dibenci Allah.
Wahai Ali, hamba yang paling dicintai Allah adalah hamba yang hobi bersujud sembari mengucapkan:
رَبِّ اِنِّيْ ظَلَمْتُ نَفْسِيْ فَاغْفِرْلِيْ ذَنْبِيْ فَاِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ اِلَّا اَنْتَ
Wahai Tuhanku, sungguh aku telah menzalimi diriku sendiri. Maka ampunilah dosaku. Karena tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau.
Wahai Ali, hendaklah kamu mengistikamahkan salat Duha baik saat bepergian maupun saat di rumah. Sebab, sesungguhnya ketika kiamat telah datang, maka aka nada suara yang mengundang dari atas keagungan surga, “Di manakah orang-orang yang dahulu mendirikan salat Duha? Masuklah kalian dari Pintu Duha dengan selamat dan aman”. Dan tidaklah Allah mengutus seorang nabi kecuali Allah memerintahkannya untuk mengerjakan salat Duha.
Wahai Ali, termasuk di antara kemuliaan seorang mukmin yaitu mempunyai istri yang patuh, mendirikan salat berjamaah, dan memiliki tetangga-tetangga yang mencintainya.
(Bab Puasa)
Nabi Muhammad SAW bersabda: wahai Ali, barang siapa berpuasa Ramadan dan menjauhi hal-hal yang diharamkan di dalamnya dan tidak berbohong, maka Allah Yang Maha Pengasih akan meridhai orang itu dan mewajibkan orang tersebut masuk surga.
Wahai Ali, barang siapa usai berpuasa Ramadan meneruskan puasa enam hari di bulan Syawal, maka Allah akan menulisnya berpuasa satu tahun penuh.
(Bab Sedekah)
Nabi Muhammad SAW bersabda: wahai Ali, sesungguhnya para kekasih Allah tidak mendapatkan luasnya rahmat dan ridha Allah karena banyaknya ibadah, tetapi mereka memperoleh itu karena kedermawaan hati dan menghinakan dunia.
Wahai Ali, orang dermawan itu dekat dengan Allah, dekat dengan rahmat Allah, jauh dari siksa-Nya. Adapun orang pelit itu jauh dari Allah, jauh dari rahmat Allah, dekat dengan siksa-Nya.
Wahai Ali, saya melihat sebuah tulisan di atas pintu surga ‘kamu (surga) diharamkan bagi semua orang pelit, orang yang menyakti hati kedua orang tua, dan tukang adu-domba.
Wahai Ali, saat Allah menciptakan surga, ia berkata: Ya Tuhanku, untuk siapa Engkau menciptakanku? Allah menjawab: untuk setiap orang yang dermawan dan bertakwa. Maka surga berkata lagi: Saya rela (diciptakan untuk mereka). Neraka juga bertanya: Ya Tuhanku, untuk siapa Engkau menciptakanku? Allah menjawab: untuk setiap orang yang pelit dan orang yang sombong. Neraka berkata: aku memang pantas untuk keduanya.