Santri Pelajar MTs-MA Penuh Semangat Belajar dengan Google Meet
www.annurngrukem.com – Rabu (6/1), MA dan MTs Al Ma’had An Nur mulai Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dengan sistem daring atau online. Mengingat pandemi Covid-19 masih berlangsung, maka tempat yang digunakan untuk belajar berada di komplek masing-masing. Sebelumnya, para siswa hanya menerima materi hardfile, yang diberikan oleh madrasah melalui pengurus pondok.
Tatap muka secara virtual ini memanfaatkan aplikasi google meet yang disambungkan melalui layar proyektor. Kepala madrasah, Abdul Kirom M. Hum, mengungkapkan bahwa tujuan diadakannya KBM online ini agar para siswa baru khususnya bisa berkenalan dengan guru mata pelajarannya. Mengetahui wajahnya dan saling mengenal. Pembelajaran daring ini juga bertujuan agar anak mengenal temannya, meskipun hanya melalui layar.
Selain itu, belajar dari pengalaman kemarin, madrasah hanya menyediakan dan mengantar materi saja, sehingga anak kurang semangat dalam belajar. Untuk itu, pihak madrasah memberikan kebijakan baru dengan mengikuti pembelajaran jarak jauh via google meet seperti sekolah pada umumnya, agar siswa dan guru bisa bertatap muka, say hello.
Pembagian waktu belajar sudah ditentukan dari madrasah, pada jam pertama pada pukul 07.30-09.00 WIB. Lalu, jam kedua, pukul 09.00-10.00 WIB dan dilanjutkan pada jam ketiga pada pukul 10.00-11.30 WIB. Adapun kelas yang mengikuti jam pertama adalah kelas 7, kelas 8 di jam kedua dan kelas 9 jam terakhir.
Bagitu pun dengan MA. Akan tetapi, sistem pelaksanaan yang diterapkan dari madrasah bergantian atau berselang. Jika hari pertama adalah siswa MTs, hari kedua untuk siswa MA, begitu seterusnya. Mengingat alat, media dan ruang untuk belajar tidak memungkinkan jika harus serentak melaksanakan pembelajaran daring.
Kerja sama kedua belah pihak terjalin, antara madrasah dan pondok. Madrasah memberikan fasilitas untuk melancarkan kegiatan belajar daring, seperti proyektor, layar screen hingga dana untuk pembayaran wifi. Pihak pengurus pondok menata tertibnya kegiatan dari awal hingga akhir, seperti mengoperasikan komputer.
Hari pertama belajar, Rabu (6/1), komplek putra pusat tidak bisa mengikuti pembelajaran sebagaimana jadwal yang telah dibuat. Sebab, dalam satu hari itu, di komplek putra pusat terdapat acara besar santri Tahfiz. Di aula lantai 3 putra, pengurus mengadakan seminar Tahfiz yang mengambil narasumber langsung dari pengasuh, KH Muslim Nawawi.
Acara itu berlangsung dari jam 08.30 sampai pukul 15.00, yang dilangsungkan dengan dua sesi materi. Sehingga, para santri yang sekaligus siswa MTs dan MA mayoritas mengikuti seminar tersebut. Oleh karena itu, pengurus meminta libur khusus untuk tidak mengikuti kelas pertama daring tersebut.
Adapun komplek putri pusat dan Maghfiroh, mengikuti pembelajaran tersebut sesuai jadwal, Rabu (6/1). Komplek pusat putri bertempat di Gedung Seba Guna, Aula Lantai 3 putri. Siswa MTs yang mengikuti pembelajaran online berjumlah 128 siswa, dengan rincian kelas VII ada 13 anak, Kelas VIII sebanyak 55 siswi, kemudian kelas IX terdapat 60 anak, sedangkan siswa MA berjumlah 290 anak.
Sedangkan di komplek Maghfiroh, siswa yang mengikuti belajar online di ruang tamu komplek Maghfiroh berjumlah 206 anak, siswa MTs terdiri dari 94 anak dan MA 112 anak.
Berbeda dengan Komplek Khodijah yang baru bisa melaksanakan belajar online pada hari Kamis (7/1). Karena di hari sebelumnya, hari pertama tersebut, koneksi internet belum stabil, sehingga pengurus mengambil kebijakan dengan mengganti jam belajar menjadi menonton film bersama.
Santri pelajar di komplek Khodijah yang mengikuti belajar online berjumlah 116 siswi, dengan rincian siswa MTs kelas VII ada 7 anak, kelas VIII sejumlah 43 dan kelas IX terdiri 8 anak. Sedangkan rincian siswa MA kelas X ada 17 anak, kelas XI terdiri 18 anak dan 16 anak kelas XII.
Sama halnya dengan komplek Khodijah, Komplek Nurul Huda juga menyatakan belum siap. Sehingga pada hari Kamis (7/1) belajar online baru bisa dimulai, dengan diikuti oleh pelajar MA dan MTs yang berjumlah 34 siswa, yang masing-masingnya terdiri dari 17 anak.
Seluruh peserta google meet nampak antusias dan penuh semangat menyambut program baru ini. Sebab, sudah sekian lamanya tidak menatap guru. Kini, mereka merasakan semangat baru dalam belajar. Kini, mereka merasakan kembali ke sekolah dengan membawa buku dan pena setiap hari. Meski hanya di depan kamera, interaksi siswa dan guru berhasil terhubung.