Syauqul Mujtaba Hadir di Hitam Putih Trans7
annurngrukem.com – Grup hadroh populer dari PP. An Nur Bantul diundang salah satu stasion televisi besar di Indonesia, Trans7. Grup tersebut bernama Syauqul Mujtaba. Sepuluh personil ikut serta menghadiri acara Hitam Putih. Mereka diundang lantaran gubahan lagu (film kartun) Tayo yang viral dalam perbincangan warganet. Tayangan Tayo yang menceritakan keriangan bis kota cukup digemari anak-anak Indonesia.
Rabu, 16 Januari 2019 pukul 18.00 WIB acara Hitam Putih yang disiarkan langsung oleh Trans7 bertema ‘Dakwah yang Unik’. Bersamaan dengan itu, turut mengundang Ust. Wijayanto, Ust. Marzuki “Naruto” Imron dan Superhero Beramal. Berbeda dengan sebelumnya, acara Hitam Putih kali ini dibuka dengan lagu Hey Tayo dan Doraemon oleh Syauqul Mujtaba.
Host Hitam Putih, Deddy Corbuzier mengapresiasi Shalawat dengan gaya kekinian yang dilakukan Syauqul Mujtaba.
“Saya pribadi suka dan setuju apapun itu kalau dilakukan untuk hal yang positif menurut gua bagus. Kenapa enggak” ungkapnya.
Namun demikian, ajakan untuk bershalawat ini juga ada komentar negatif dari netizen. Namun semua itu disikapi dengan santai oleh para personil Syauqul Mujtaba. “Ada yang menghujat ini itu, tapi kita cuek aja. Kita gak mau ambil pusing, toh kita mau berbuat sebaik apapun juga pasti ada orang yang nggak suka sama kita.” jelas Syukron, personil Syauqul Mujtaba.
Mengambil nada Hey Tayo yang sedang digandrungi masyarakat luas adalah pilihan tepat. Sebab dalam berdakwah memang harus memahami budaya , tempat, atau sasarannya. Sama halnya yang dilakukan oleh Ust. Marzuki ‘Naruto’ Imron. Beliau menyampaikan nilai-nilai keagamaan dengan cara berpenampilan gaya Naruto. Selain itu, terbentuknya komunitas ‘Superhero Beramal’.
Kemudian dikuatkan oleh Ust. Wijayanto, “Kalau kamu berbicara dengan manusia itu, dengan siapa segmennya, maka berbicaralah dengan bahasanya”.
“Dengan siapa lawan bicaranya harus dilihat, sehingga apa yang akan disampaikan akan lebih mudah diterima. Misalkan sedang berbicara dengan anak kecil, maka seharusnya jangan memakai bahasa intelektual. Ini akan sulit diterima, bahkan malah tidak akan bisa diterima oleh mereka.” lanjutnya
Menutup acara, Deddy Corbuzier mengutip pesan Ust. Wijayanto. Ia menegaskan bahwa apapun hal yang kita lakukan tidaklah penting apapun caranya, apapun boleh. Isinya lah yang terpenting. Isi yang disampaikan itu positif atau tidak inilah yang harus diambil. Pesan Ust. Wijayanto:
أنظر ما قال ولا تنظر من قال
“Lihatlah apa yang disampaikan dan jangan lihat siapa yang menyampaikan”. Tidak peduli orang itu jelek atau bagus, yang jelas ketika ia menyampaikan hal baik, ambillah. Begitu sebaliknya. Jika ia seorang tokoh besar namun ia menyampaikan sesuatu yang buruk, buanglah, jangan malah diambil.
Penutup, Syauqul Mujtaba kembali perfom. Kali ini mereka membawakan lagu ciptaan Camelia Malik yang berjudul Rekayasa Cinta. Menyesuaikan tema Hitam Putih, mereka pun melakukan mix pada lagu tersebut.
Usai acara, personil Syauqul Mujtaba mengungkapkan kegembiraaannya bisa diundang oleh Trans7 saat ditemui reporter An Nur. Mereka juga merasa sangat senang bisa mengenalkan Pondok Pesantren An Nur kepada masyarakat luas, tempat mereka menuntut ilmu.
Di sisi lain, mereka berharap bisa mengenalkan kepada masyarakat luas bahwa pesantren juga melatih bakat dan minat santri melalui kegiatan ekstrakurikuler, yang salah satunya adalah kesenian lewat alat musik hadroh. *IDU)