Rahmatang: Peserta Tes 30 Juz Kedua
www.annurngrukem.com – Ahad (18/7), Rahmatang menjadi peserta kedua tes 30 juz bilhifdzi, setelah Humaira Nur yang telah melaksanakan tes pada bulan April lalu. Rahmatang berhasil melaksanakan tes peringkat 30 juz bilhifdzi dengan durasi 13 jam. Ini merupakan durasi yang istimewa. Walaupun dengan bacaan yang tidak begitu cepat, pembacaan 30 juz selesai dengan cepat.
Acara haflah Khatmil Qur’an pada masa pandemi ini akan tetap dilakukan. Tentunya dengan konsep yang dirancang sesuai kesepakatan dewan dzurriyah. Adapun salah satu hal yang mengesankan dalam suasana menjelang acara haflah adalah, dimulai dengan runtutan tes peringkat 30 juz para calon khatimat bilhifdzi. Dan saudari Rahmatang telah memulai runtutan acara menjelang haflah tersebut.
Motivasinya untuk semangat nderes dan segera maju tes peringkat 30 juz sangat sederhana. Seperti ketika ditanya oleh teman-temannya, dia menjawab, “Kudu ndang tes selak masuk kuliah” (harus segera tes, keburu masuk kuliah). Dan kini ia sudah membuktikannya.
Rahmatang adalah santri yang sangat tekun. Di samping ia menjadi pengurus bidang pendidikan dan ustazah santri pemula, dia juga berstatus sebagai mahasiswi IAT IIQ An Nur Yogyakarta semester 2. Dan semuanya berjalan seimbang, antara mondok dan kuliah.
Rahmatang memulai mengaji di PP. An Nur sejak tahun 2017. Dengan perjuangannya yang mengikuti proses persiapan tahfidz, tes peringkat 5 juz, tes peringkat 10 juz, dan peringkat 20 juz, kini dia sudah mencapai tes peringkat istimewa 30 juz bilhifzdzi. Rahmatang menyelesaikan setor hafalan beserta doa kepada Ibu Nyai Hj. Farchah ‘Ashim pada 4 Maret lalu. Dan tanggal 18 Juli 2021 adalah waktu tes peringkat 30 juz bilhifdzinya.
Adapun tes peringkat dilaksanakan di perpustakaan An Nur pusat. Dengan juri ustazah Putri Gustia Ningrum dan ustazah Widdat ‘Ulya. Kedua juri adalah khotimat qiro’ah sab’ah pada tahun 2019 lalu. Kemudian seperti biasanya, ditunjuk 2 santri untuk menyimak per 10 juz. Para penyimak adalah yang ditunjuk oleh calon khotimat itu sendiri.
Tes dimulai pada pukul 06.00 WIB dan selesai pada pukul 19.45 WIB setelah selesai pembacaan doa khatmil Qur’an, ia langsung menghubungi kedua orang tuanya yang ada di Riau. Tentunya rasa bahagia, sedih dan rindu sangat menggebu. Ditambah liburan hari raya Idul Fitri lalu, Rahmatang tidak menengok halaman rumahnya. Ia hanya bersua secara virtual untuk sungkem kepada kedua orang tuanya.
Menurut juri tes peringkat, ustazah Putri Gustia Ningrum, tes peringkat berjalan dengan lancar dan sangat hikmat. Selain bacaannya yang bagus dan lancar, suaranya juga sangat indah. Kebetulan, ia memiliki pengalaman berkali-kali mengikuti MTQ.
Rahmatang merupakan anak semata wayang dari pasangan bapak Sarajuddin dan Ibu Nur Asiah. Sebelum mondok di PP An Nur, ia mengaji di Yayasan An Nur Seberang Pebenaan. Dibawah asuhan bapak kiai Darwis Asyur, alumni PP An Nur.
Rahmatang yang berasal dari tanah Hilir Riau ini, dikenal sangat tekun oleh teman-temannya. Bukan saja rajin nderes ketika hendak tes peringkat saja. Namun rajin disetiap hari-harinya. Dan hubungan sosialnya pun baik. Teman-teman, orang sekitar, dan setiap sudut pondok telah menjadi saksi perjuangannya untuk sampai pada tahap ini.
Inilah salah satu santri teladan. Dia mengamalkan dawuh simbah KH. Nawawi Abdul Aziz. “Ojo ngimpi Qur’anmu lanyah, yen nderes wae wegah” – Jangan mimpi Qur’anmu lancar kalau mudarasah saja tidak mau-
Semoga menjadi motivasi untuk para santri. Agar semakin rajin nderes hingga mampu mencapai tahap sebagai hafidz-hafidzah. Tentunya menjadi penghafal Qur’an yang sejati, bukan sekadar penyandang gelar itu saja. Allahumma irhamnaa bi al–Qur’an.