Suasana Haru Saat Sambangan Pertama Santri MI An Nur
www.annurngrukem.com – Di Bulan Zulhijah ini banyak sekali peristiwa-peristiwa penting yang dialami oleh orang-orang mulia. Nabi Ibrahim as. yang diperintahkan oleh Allah lewat suatu mimpinya untuk menyembelih sang buah hati yaitu Nabi Ismail as.
Selain itu, Nabi Adam as. yang dipertemukan oleh Allah dengan Siti Hawa di Jabal Rahmah, yang sebelumnya juga berpisah sekitar 350 tahun lamanya. Peristiwa-peristiwa itu ditujukan untuk hamba-hambanya yang sholeh dan taat kepada-Nya.
Begitupun yang dialami para santri “cilik” yang tengah berjuang untuk menimba ilmu di Pondok Pesantren An Nur, tepatnya Komplek Attariq (Asrama MI Al Ma’had An Nur). Mereka rela berpisah dengan orang tuanya tercinta.
Berusaha mandiri dengan terbiasa melakukan berbagai hal tanpa didampingi orang tua. Guna menguatkan tekad untuk mondok, maka para orang tua diperbolehkan menjenguk setelah genap 40 hari mereka mukim di pondok.
Bahkan selama masa itu pula mereka tidak diperkenankan untuk komunikasi baik via telpon, sms, WhatsApp dan sebagainya. “Diawal mondok banyak yang tak kuasa menahan tangis dan tidak sedikit pula yang mogok tidak mau makan.
Akan tetapi Alhamdulillah ketika sekitar satu mingguan, sudah ada sedikit perubahan. Rasa krasan dan nyaman mulai hadir di hati mereka.” tutur dari salah satu pengurus pondok.
Hari ini, tepatnya tanggal 10 Agustus/ 9 Zulhijah merupakan hari yang ditunggu-tunggu, yaitu sambangan perdana baik santri baru ataupun santri lama (pasca libur semester).
Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, bahwa disambangan awal sudah pasti terjadi drama sedih antar wali santri dengan buah hatinya, tangis haru selalu membuncah dalam pertemuan para wali santri dengan buah hatinya.
Khusus untuk tahun ini ada sedikit bonus bagi santri baru. Sebab bertepatan dengan Hari Raya Iduladha, maka santri-santri diperkenankan untuk pulang, mulai tanggal 10-13 Agustus/ 9-12 Zulhijah. Tahun-tahun sebelumnya tidak diperkenankan untuk pulang.
Salah satu pesan pengurus pada pertemuan tersebut, “Pulanglah dengan akhlak baikmu dan kembalilah membawa semangat yang baru”. Diharapkan, semua santri yang pulang tetap menjaga adab tata krama seorang santri dan kembali lagi ke pondok dengan membawa semangat yang baru, semangat yang pastinya lebih berkobar dari sebelumnya.