An Nur Adakan Dialog Interaktif Bersama Pengasuh
Senin (23/10) – Pondok Pesantren An Nur Komplek Putra Pusat mengadakan kegiatan Dialog Interaktif Santri bersama Pengasuh. Acara ini berlangsung di Aula lantai 3 yang diikuti oleh seluruh santri putra.
Acara Dialog Interaktif Bersama Pengasuh ini adalah acara Hari Santri Nasional yang juga dengan tema “Jihad Santri Jayakan Negeri”. Acara dimulai pukul 18.30 WIB oleh Ustadz Muhammad Ulin Nuha sebagai moderator dengan diawali pembukaan, kemudian dilanjutkan dengan wejangan atau dawuh dari Bapak K.H. Muslim Nawawi selaku Pengasuh.
Pada sesi ini beliau berpesan kepada seluruh santri bahwasanya jangan hanya menjadi santri amatir, tetapi juga harus menjadi santri yang profesional yaitu santri yang ilmiah, amaliah, dan berakhlaqul karimah.
Beliau juga menegaskan secara lugas bahwasanya jihad santri yang sesungguhnya adalah mengaji.
“HSN yang haqiqi adalah Hari Setoran Ngaji. Itu merupakan jihad yang haqiqi bagi seorang santri,”ucap Beliau.
Beliau menganggap bahwa mengaji merupakan tugas utama santri. Harapannya dengan mengaji setiap hari kita bisa merasakan kesenangan.
“Ngaji, Ngaji, Ngaji, Happy.” pungkasnya.
Dalam hal ini perlu dicermati, ternyata banyak cara yang bisa membuat santri menjadi senang. Paling tidak kita sebagai santri mempunyai kecintaan terhadap ngaji.
“Dalam keadaan apapun, kondisi bagaimanapun, santri harus selalu merasa senang”, tegas beliau.
Tak jarang beliau juga mengeluarkan lelucon bahwa santri itu harus senang setiap saat.
“Jadi santri itu harus selalu senang. punya uang senang, gak punya uang juga senang. karena bisa hutang hehehehe,” Kata Bapak K.H. Muslim Nawawi dalam leluconnya.
Di akhir dawuh-nya beliau berpesan bahwa peringatan hari santri bukan sekedar menjadi gaya-gayaan saja, tetapi harus menjadi momentum untuk meningkatkan kualitas kesantrian diri kita.
Setelah selesai, dilanjutkan dengan dialog antara santri bersama pengasuh. Sebelum melaksanakan dialog beliau berkeinginan untuk mempersilahkan beberapa santri untuk membuat quotes tentang santri.
Salah satu quotes terbaik adalah dari Kang Daffa Putra Ramadhan yang berbunyi: “Jangan tunda nderesmu, nanti Allah tunda lanyahmu”, ucapnya. Sontak seluruh santri bersorak ria bergemuruh bak suporter sepak bola.
Acara pun dilanjut dengan dialog yang dibuka dengan sebuah pertanyaan dari moderator.
“Sekarang ini, Jogja sedang darurat sampah. Sebagai santri tentu kita punya kewajiban jihad menjaga bumi. Lantas, jihad yang bagaimana yang seharusnya santri lakukan untuk menjaga bumi? Mohon penjelasannya, Bapak.” Tanya Ustadz Ulin Nuha kepada Bapak K.H. Muslim Nawawi.
Bapak K.H. Muslim menanggapi pertanyaan itu dengan sebuah nasehat, bahwa Allah itu Maha Indah dan suka yang indah-indah. Kita sebagai manusia juga harus menjaga bumi agar tetap indah. Salah satunya dengan menjaga lingkungan. Selain itu beliau juga menyampaikan bahwa jangan meremehkan hal kecil, salah satunya memungut sampah. Sebab bisa jadi dari hal kecil itu Allah ridho dengan kita.
“Jika Allah sudah ridho, kita akan menjadi sak beja-bejane uwong,” Tambah beliau.
Selain itu, ada beberapa santri yang bertanya terkait bagaimana bentuk khidmah seorang santri terhadap pondok pesantren. Beliau dengan tegas menjawab, “Jangan neko-neko (aneh-aneh). Patuhi peraturan yang ada di Pondok Pesantren”
Acara sesi pertama ini berlangsung secara khidmah, santai tetapi serius. Acara sesi 1 selesai pukul 19.15 WIB dilanjut dengan jama`ah shalat Isya di musala.
Setelah jama’ah selesai, acara dilanjut untuk sesi kedua, yaitu dialog santri bersama pengurus.
Pukul 20.10 WIB acara sesi kedua dimulai. Dipimpin oleh lurah pondok Ustadz Muhammad Arwani, S.Pd. Acara langsung dimulai dengan teknis tanya jawab antara santri dengan pengurus. Ada beberapa santri yang bertanya terkait peraturan pondok pesantren dan infrasturktur pesantren dan dijawab oleh Ustadz Arwani dan perwakilan pengurus yang bersangkutan.
Acara berakhir pukul 21.20 WIB yang diakhiri dengan tebak ayat seperti MHQ yang diperuntukan bagi seluruh santri. Bagi santri yang bisa menjawab dengan benar dan tepat akan mendapatkan reward atau hadiah yang sudah disiapkan oleh pengurus.Tak hanya itu, santri yang berhasil masuk nominasi dengan quotes terbaik juga mendapatkan reward.
Penulis: Ahmad Makhrus Khoirul Manan S.Ag.