Bulan Syakban: Saatnya Perbanyak Selawat
www.annurngrukem.com – Bulan Syakban merupakan bulan ke-8 pada kalender Hijriyah yang terletak di antara bulan Rajab dan bulan Ramadan. Bulan Syakban merupakan salah satu bulan yang dimuliakan oleh Allah SWT.
Menurut Syeikh Yahya bin Mu’adz dalam kitab Durratun Nashihin, bulan Syakban tersusun oleh huruf yang memiliki makna, antara lain huruf .. (Syin) yang bermakna asy-Syafa’ah wasy-syarofah yang berarti pertolongan dan kemuliaan, .. (’Ain) yang bermakna al-‘Izzah wal karomah yang berarti kemuliaan dan kehormatan, .. (Ba’) yang bermakna al-Birr yang berarti kebajikan, .. (Alif) bermakna al-Ulfah yang berarti kecondongan atau kasih sayang, .. (Nun) bermakna an-Nur yang berarti cahaya.
Namun, bulan Syakban hampir sering terlewatkan oleh kebanyakan muslimin di dunia ini, bahkan hampir terlupakan. Hal ini dikarenakan bulan Syakban terletak di tengah-tengah dua bulan mulia yang lainnya, yaitu: Rajab dan Ramadan.
Padahal pada bulan Syakban terdapat berbagai peristiwa bersejarah, seperti peristiwa pemindahan arah kiblat dalam salat (Tahwil Kiblat), yang mana Allah SWT memerintahkan Rasulullah untuk memindah arah kiblat dari Masjidilaqsa di Palestina ke Masjidilharam di Makkah, pada malam Selasa bulan Syakban bertepatan dengan malam Nisfu Syakban kala itu.
Selain itu, di bulan Syakban terdapat juga peristiwa turunnya perintah berselawat. dalam kitab Ma Dza fi Sya’ban, Sayyid Muhammad bin Abbas Al-Maliki menjelaskan bahwa ayat tentang perintah berselawat (Q.S. al-Ahzab ayat 56) turun pada bulan Syakban.
Dalam bulan Syakban juga terdapat malam yang mulia di mana dikabulkannya semua doa dan amalan, yakni malam Nishfu Syakban. Malam Nishfu Syakban jatuh pada malam tanggal 15 Syakban. Kita sebagai umat Islam hendaknya memperbanyak amalan dan doa khususnya pada malam ini dan umumnya pada bulan ini.
Adapun amalan yang hendaknya dikerjakan pada malam Nishfu Syakban, antara lain bakda salat Magrib melakukan salat Tasbih empat rakaat. Setelah itu membaca surah Yasiin sebanyak tiga kali dengan niat yang pertama memohon panjang umur, ditetapkan iman dan ketaatan kepada Allah SWT. Bacaan yang kedua adalah niat memohon dijauhkan dari bahaya. Dan bacaan yang ketiga adalah niat memohon diberikan rezeki yang halal dan berkah.
Kemuliaan bulan Syakban banyak dijelaskan dalam hadits, salah satunya adalah hadis Sunan Nasa’i menerangkan ada sahabat Rasulullah, yang bernama Usama bin Zaid datang menghadap Rasulullah kemudian bertanya: “Wahai Rasulullah saya tidak pernah menengok engkau berpuasa di bulan-bulan lain sebanyak di bulan Syakban? Ada apa gerangan, mengapa puasa engkau begitu banyak, Rasulullah?”
Kemudian Rasulullah SAW menjawab: Itulah bulan yang banyak dilupakan orang karena berada di antara bulan Rajab dan Ramadan. Banyak orang yang melupakan bulan Syakban. Tapi Nabi Muhammad SAW tidak lupa kepada Allah SWT, di waktu banyak orang yang melupakan itu justru nabi banyak berpuasa di sana.
Mengapa Nabi Muhammad SAW banyak berpuasa di bulan itu? Karena salah satu alasan nabi yaitu pada bulan tersebut, amal diangkat pada Tuhan semesta alam. Amal kita baik amal harian, amal mingguan, bulanan, dan tahunan diangkat pada hari Kamis. Ketika nabi ditanya oleh sahabatnya: “Ya Rasulullah, kenapa Engkau berpuasa pada hari Kamis?
Kemudian Nabi SAW menjawab: pada hari Kamis itu amal diangkat, aku suka ketika amal diangkat aku dalam keadaan berpuasa.
Lalu apa hubungan amal diangkat dengan berpuasa? Jawabannya adalah ketika amal diangkat di hadapan Allah SWT, lalu Allah bertanya pada Malaikat “Hai Malaikat, ketika engkau angkat amal hamba-Ku, apa yang sedang ia lakukan? Malaikat menjawab, “Hamba-Mu itu sedang berpuasa”. Mengapa Allah menanyakan kepada Malaikat? bukan berarti Allah SWT tidak tahu, melainkan Allah SWT ingin membanggakan hamba-Nya di hadapan Malaikat.
Semoga kita bisa meniru Nabi Muhammad dengan berpuasa pada bulan Syakban dan tidak pula melupakan kemuliaan bulan Syakban ini. Karena pada bulan Syakban banyak keistimewaan luar biasa. Mari perbanyak membaca selawat, agar selamat.
____________
Oleh: Hijrah_Waktu
Editor: Santri Nakal