Ratusan Santri Ikuti Acara FORTASI Pengenalan Dzuriyah dan Sosialisasi
Ahad, 7 Juli 2024, Pondok Pesantren An Nur menggelar acara Fortasi atau Forum Taaruf Santri Baru 2024. Acara ini diikuti oleh kurang lebih 600 santri baru dan wali santri. Fortasi diadakan selama dua hari, dengan agenda pada hari pertama meliputi pengenalan dzuriyah dan sosialisasi Pondok Pesantren An Nur Ngrukem.
Acara dibuka dengan pembacaan ayat suci Al Qur’an oleh Sdr. M. Wildan Muzakki. Setelah itu, dilanjutkan dengan beberapa sambutan. Sambutan pertama disampaikan oleh Ketua Yayasan, KH. Yasin Nawawi. Dalam sambutannya, beliau menekankan bahwa tugas santri di pondok adalah untuk terus belajar dan berdoa, mencari ilmu yang bermanfaat dan barokah.
Sambutan kedua disampaikan oleh wali santri baru, Bapak Kyai Hasyim, S. Pd.I. Beliau mengingatkan bahwa wali santri tidak hanya pasrah bongkoan (memasrahkan segala urusan kepada pondok pesantren), tetapi juga harus siap untuk mematuhi peraturan yang ada di pondok.
Sambutan ketiga disampaikan oleh Pengasuh Pondok, Bapak KH. Muslim Nawawi. Beliau menyampaikan pesan kepada para santri baru agar tidak merasa dibuang di pondok, tetapi melihatnya sebagai bentuk kasih sayang orang tua. Menurut beliau, seringkali di rumah, santri tidak dapat belajar secara maksimal. Beliau memberikan contoh tokoh-tokoh besar seperti Nabi Yusuf AS, Nabi Musa AS, dan Nabi Muhammad SAW, yang semua harus berjauhan dari keluarga sejak dini.
”Lahirnya tokoh-tokoh besar itu dikarenakan dijauhkan dari keluarga dan orang tercintanya, seperti nabi Yusuf As, Nabi Musa AS yang sejak bayi telah di larung ke sungai oleh ibunya, dan bahkan Nabi Muhammad SAW sudah ditinggalkan kedua orang tua sejak sebelum lahir dan bayi.” Tutur beliau.
Bapak KH. Muslim Nawawi juga menekankan pentingnya anak-anak yang sholih sebagai kekayaan terbesar orang tua. Anak-anak yang sholih akan meneruskan amal dan perjuangan orang tua. “Sering kali orang tua menuntut anak agar sholih, namun lupa bahwa orang tua juga harus dekat dengan ulama dan orang-orang sholih, bahkan harus mentirakati anaknya,” tutur beliau.
Acara kemudian dilanjutkan dengan pengenalan muassis dan dzuriyah Pondok Pesantren An Nur oleh Agus Apt. Thoriq Ziyad, S. Farm. Doa penutup disampaikan oleh Bapak KH. Ashim Nawawi.
Rangkaian acara terakhir pada hari pertama adalah sosialisasi Lembaga Pendidikan di bawah naungan Yayasan Al Ma’had An Nur dan PTSP (Pembayaran Terpadu Satu Pintu). Pemaparan ini disampaikan oleh narasumber dari beberapa lembaga pendidikan seperti Madrasah Tsanawiyah, Aliyah, Unggulan Al Wustho, dan Madrasah Diniyah Al Furqon.
Acara ditutup oleh pembawa acara dengan doa kafaratul majelis dan hamdalah. Dengan demikian, hari pertama Fortasi berjalan dengan lancar dan diharapkan dapat memberikan pemahaman yang baik kepada santri baru dan wali santri mengenai kehidupan di Pondok Pesantren An Nur.
Fortasi ini bukan hanya menjadi ajang perkenalan, tetapi juga sebagai langkah awal bagi para santri baru untuk memahami dan menghayati nilai-nilai yang diajarkan di Pondok Pesantren An Nur.