Sastra

Rindu dalam Sujud

Rindu dalam Sujud

Dalam sunyi yang menggema abadi
Kala malam berselimut sepi
Kulukis rindu di serambi suci
Tersungkur dalam keheningan hakiki

Kutundukkan nurani tanpa suara
Mengalirkan kerinduan dalam titian doa
Tak terjangkau kata dalam bisikan hampa
Namun rasa ini bernaung dalam pelukan-Nya

Kupinang malam dalam temaram redup
Menggapai cahaya-Mu yang agung nan syahdu
Meniti jejak cinta-Mu yang tak terhitung waktu
Menyusuri jejak kasih-Mu yang tak pernah pupus

Di tiap sujudku yang penuh takzim
Kuhirup aroma keabadian yang hening
Kudekap rahasia yang tak terlihat batin
Mengharap pertemuan dalam ridha-Mu yang sakral

Tuhan, dalam rindu yang tak terkatakan
Kudambakan perjumpaan yang abadi
Dalam sujud ini kutemukan pelabuhan
Tempat segala keresahan luluh dan sirna

Duhai Kekasih dalam diam yang sunyi
Kutitipkan segala rindu yang menggelora
Pada-Mu yang tak pernah menjauh pergi
Kudekap rahmat-Mu yang tak terhingga

Malam kian larut menyelubungi alam
Sujudku tenggelam dalam rahasia keagungan
Kulayarkan doa tanpa pernah padam
Menghamba dalam rindu yang tak terlerai zaman

Bisik dalam Doa

Pada kelam yang membentang tanpa batas

Kala malam menenggak sunyi yang luas
Kusulam rangkaian rindu tak berbalas
Meniti cinta-Mu tiada terhempas

Lirih kugumamkan, asa tak tersuarakan
Terselip dalam desah napas tertahan
Berbisik pada-Mu dalam khusyuk keabadian
Di palung kalbu yang dirundung kerinduan

Air mata luruh laiknya embun di ujung fajar
Tiap-tiap bulir bersimpuh dengan sabar
Bersama harap yang terjalin ikhlas
Pada rahmat-Mu yang tak pernah terbalas

Pada hamparan semesta yang fana
Kukecup jejak kasih-Mu yang bijaksana
Mengharap dekapan rahmat-Mu yang mesra
Dalam takzim ku pasrahkan segala

Bisik malamku terpatri abadi
Di atas sajadah suci yang sunyi
Menyeru-Mu dalam sendu yang hakiki
Rindu ini tak terlerai hingga akhir nanti

READ  The Umbrella 2

Pasrah di Palung Takdir

Dalam palung takdir tak terjangkau nalar
Kutemukan rahasia yang terukir sabar
Garis waktu  tak dapat kupudar
Hanya pasrah mampu mengakar

Kala angin membawa getir nestapa
Kutundukkan ego dalam dada
Kugenggam ikhlas tanpa sisa
Mengalir dalam takzim yang mesra

Pada ketetapan yang membelenggu
Kusandarkan rindu dalam diam yang syahdu
Menerima tanpa mengeluh pilu
Sebab kutahu, skenario-Mu tak pernah keliru

Luruh sudah segala resah
Bersama air mata yang pasrah
Hilang dalam pelukan-Mu yang ramah
Tenang dalam ketetapan yang indah

Di palung takdir yang maha dalam
Kudapati damai dalam pasrah yang diam
Bertemu cinta-Mu yang tak pernah padam
Mengalir dalam takdir suci nan tentram

 

Penulis : Brilyan Kesuma

Brilyan Kesuma

Cewek yang suka njajan, pecinta buku, dan suka mas-mas badboy

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Check Also
Close
Back to top button
WeCreativez WhatsApp Support
Tim dukungan pelayanan kami siap menjawab pertanyaan Anda. Tanyakan apa saja kepada kami!
Hai, ada yang bisa saya bantu??