Artikel

Tahun Baru Islam 1443 Hijriah: Panduan Intropeksi Diri dalam Menggapai Ridla Ilahi

www.annurngrukem.com – Dalam Al-Qur’an surah at-Taubah ayat 36 telah disebutkan:

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ ۚ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً ۚ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ

Artinya: Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.

Para ulama ahli tafsir bersepakat empat bulan tersebut ialah Zulkaidah, Zulhijah, Muharam, dan Rajab. Tiga bulan berturut-turut, sedangkan bulan Rajab terpisah. Keempat bulan tersebut memiliki keistimewaan masing-masing.

Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) memutuskan awal bulan Muharam tahun 1443 Hijriah jatuh pada Selasa Pon (10/8) dengan cara Rukyatul Hilal pada Ahad (8/8) atas dasar istikmal (bulan sebelumnya disempurnakan menjadi 30 hari). Perayaan atau amaliah dilaksanakan di berbagai daerah oleh para umat muslim sejak Senin (9/8) sore, tepatnya bakda Asar.

Para santri An Nur Ngrukem andil dalam memeriahkan pergantian tahun baru Islam ini. Para santri melakukan amaliah sebagaimana yang disebutkan dalam buku Kafabihi, yakni:

Membaca Doa Akhir Tahun

Setelah Asar, sekitar 15 menit menjelang azan Magrib berkumandang, para santri berkumpul di musala untuk membaca doa akhir tahun. Doa tersebut adalah sebagai berikut

 وَصَلَّي اللهُ عَلَي سَيّدِنَا مُحَمّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِه وَسَلَّم اَللّٰهُمُّ مَا عَمِلْتُ فِي هَذِهِ السَّنَةِ مِمَّا نَهَيْتَنِي عَنْهُ فَلَمْ اَتُبْ مِنْهُ وَلَمْ تَرْضَهُ، وَلَمْ تَنْسَهُ، وَحَلِمْتَ عَلَيَّ بَعْدَ قُدْرَتِكَ عَلَى عُقُوْبَتِيْ، وَدَعَوْتَنِيْ إِلَى التَّوْبَةِ مِنْهُ بَعْدَ جُرْاءَتِيْ عَلَيْ مَعْصِيَتِكَ، فإِنِّيْ أَسْتَغْفِرُكَ فَاغْفِرْ لِيْ بِفَضْلِكَ. وَمَا عَمِلْتُهُ فِيهَا مِمَّا تَرْضَاهُ وَوَعَدْتَنِيْ عَلَيْهِ الثَّوَابَ ،وَأَسْأَلُكَ اللّهُمَّ يَا كَرِيْمُ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ اَنْتَتَقَبَّلَ مِنِّي وَلَا تَقْطَعْ رَجَائِيْ مِنْكَ يَا كَرِيْمُ وَصَلَّي اللهُ عَلَي سَيّدِنَا مُحَمّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِه وَسَلَّم

READ  Ngaji Fiqh (Kitab Taqrib) Bag: 2

Membaca Doa Awal Tahun

Waktunya adalah setelah salat Magrib. Barang siapa membaca doa awal tahun, maka Allah akan memerintahkan dua malaikat untuk menjaganya, hingga tidak tergoda sampai akhir tahun. Adapun bacaan doa awal tahun itu yakni sebagai berikut

 وَصَلَّي اللهُ عَلَي سَيّدِنَا مُحَمّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِه وَسَلَّم اَللّهُمَّ أَنْتَ الْأَبَدِيُّ الْقَدِيْمُ الْأَوَّلُ، وَعَلَى فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ وَجُوْدِكَ الْمُعَوَّلِ. هَذَاعَامٌ جَدِيْدٌ قَدْ أَقْبَل. نَسْأَلُكَ الْعِصْمَةَ مِنَ الشْيْطَانِ وَأَوْلِيَائِهِ، وَالْعَوْنَ عَلَى هَذِهِ النَّفْسِ الأَمَّارَةِ بِالسُّوْءِ، وَالْاشْتِغَالَ بِمَا يُقَرِّبُنِيْ إِلَيْكَ زُلْفَى، يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ وَصَلَّي اللهُ عَلَي سَيّدِنَا مُحَمّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِه وَسَلَّم

Puasa Hari Jumat

وَ عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللّه عَنْهُ مَنْ صَامَ الْجُمْعَةَ الْأُوْلَى مِنَ الْمُحَرَّمِ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barang siapa yang berpuasa di hari Jumat di awal Muharam, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang sudah lewat”

Puasa 3 hari (Kamis, Jumat, Sabtu)

وَمَنْ صَامَ ثَلَاثَ اَيَّامٍ مِنَ الْمُحَرَّمِ الْخَمِيْسِ وَالْجُمْعَةِ وَالسَّبْتِ كَتَبَ اللّه لَهُ عِبَادَةَ تِسْعِ مِائَةِ عاَمٍ

“Barang siapa berpuasa di hari Kamis, Jumat, dan Sabtu di bulan Muharam, maka Allah akan mencatat baginya seperti ibadah sembilan ratus tahun”

Puasa 10 hari mulai tanggal 1 sampai 10

قَالَتْ عاَئِشَةُ رَضِيَ اللّه عَنْهَا قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ صَامَ اَيَّامَ الْعَشْرِ إِلَى عَاشُوْرَاءَ اَوْرَثَ اْلفِرْدَوْسَ الْأَعْلَى

“Barang siapa berpuasa sepuluh hari mulai tanggal satu sampai dengan tanggal sepuluh, maka Allah akan memberikan baginya surga firdaus yang paling tinggi”

Berdoa pada malam ‘Asyura (10 Muharam)

Barang siapa pada tanggal sepuluh Muharam (‘Asyura) membaca doa ini maka pada tahun itu orang tersebut tidak akan mati dan apabila ajal sudah mendekat maka dia lupa tidak membaca.

READ  Lailatul Qodar

Baca kalimat berikut ini 70 kali

حَسْبِىَ اللّه وَنِعْمَ الوَكِيْلُ نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيْرُ

Lalu lanjutkan membaca doa berikut sebanyak 7 kali

 سُبْحَانَ اللّه مِلْءَ الْمِيْزَانِ وَمُنْتَهَى الْعِلْمِ وَمَبْلَغَ الرِّضَا وَزِنَةَ الْعَرْشِ لَامَلْجَأَ وَلَامَنْجَا مِنَ اللّهِ اِلَّا اِلَيْهِ سُبْحَانَ اللّهِ عَدَدَ الشَّفْعِ وَالْوَتْرِ وَعَدَدَ كَلِمَاتِ اللّهِ التَّامَّاتِ كُلِّهَا اَسْأَلُكَ السَّلَامَةَ بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ وَلَاحَوْلَ وَلَاقُوَّةَ اِلَّا بِاللّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَهُوَ حَسْبِى نِعْمَ الْوَكِيْلُ نِعْمَ اْلمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيْرُ وَصَلَّى اللّه عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

K.H. Muslim Nawawi menegaskan, bahwa Nabi Muhammad shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنۡ كَانَ يَوۡمُهُ خَيۡرًا مِنۡ اَمۡسِهِ فَهُوَ رَابِحٌ. وَمَنۡ كَانَ يَوۡمُهُ مِثْلَ اَمۡسِهِ فَهُوَ خاَسِرٌ. وَمَنْ كاَنَ يَوْمُهُ شَرًّا مِنۡ اَمْسِهِ فَهُوَ مَلۡعُوْنٌ

“Barang siapa hari ini lebih baik daripada hari kemarin, maka dialah orang yang beruntung. Barang siapa yang hari ini sama seperti hari kemarin, maka dialah orang yang rugi. Dan barang siapa yang hari ini lebih jelek daripada hari kemarin, maka dialah orang yang dilaknat.”

Tahun 1443 H harus mengalami peningkatan, perubahan, perbaikan, dari tahun 1442 H silam. Dengan begitu, kita termasuk golongan orang yang beruntung. Tidak perlu muluk-muluk, berubah dari hal sepele, hal kecil, seperti salat lima waktu. Ini perlu ditingkatkan, diperbaiki. Sebab, salat adalah amal pertama yang akan dihisab nanti.

“Salat perlu ditingkatkan, kalau belum berjamaah, maka tahun 1443 H harus berjamaah. Kalau sudah berjamaah, tingkatkan dengan salat sunah rawatib. Lakukan dengan istikamah. Ini saja dulu. Tidak usah muluk-muluk.” pesan K.H. Muslim Nawawi.

Semoga kita semua bisa menjadi orang yang beruntung meski masih dalam suasana pandemi ini. Semoga Allah senantiasa menganugerahi nikmat sehat jasmani dan rohani kepada kita selama pandemi berlangsung. Amin.

READ  Washiyatul Mushtofa #2 Wudhu dan Shalat

__________________

Rujukan:

Taufik, Masda, dkk. 2017. Kafabihi, hlm. 71-76. Yogyakarta: Pondok Pesantren An Nur.

IDU AHM

Santri Pondok Pesantren An Nur Ngrukem Bantul. Pekerja Teks Komersial. Baca tulisannya di rahma.id, bangkitmedia.com, dan lainnya. Anggota komunitas online Rumah Membaca Indonesia. Kontak dengannya bisa melalui

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Check Also
Close
Back to top button
WeCreativez WhatsApp Support
Tim dukungan pelayanan kami siap menjawab pertanyaan Anda. Tanyakan apa saja kepada kami!
Hai, ada yang bisa saya bantu??