Artikel

Dua Hal Ini Perlu Dilakukan Menyambut Tahun Baru 2021

www.annurngrukem.com – Perayaan pergantian tahun merupakan tradisi yang selalu diselenggarakan masyarakat setiap satu tahun sekali. Untuk menyambut pergantian tahun, masyarakat mengadakan aneka kegiatan yang menggembirakan, semisal jalan sehat, senam massal, panggung hiburan, nonton bersama, bakar-bakar sampai pesta kembang api.

Lokasi yang biasa digunakan untuk mendukung perayaan pergantian tahun juga berada di pusat ruang publik, seperti taman kota atau tempat lapang, yang sekiranya tempat-tempat tersebut mampu menampung banyak orang dan mudah menarik perhatian. Generasi muda yang antusiasnya tinggi di malam puncak akan berbondong-bondong ke sana.

Sayangnya, di penghujung tahun 2020 ini, seluruh dunia masih dilanda pandemi. Di Daerah Istimewa Yogyakarta, pemerintah melarang masyarakat adakan perayaan malam puncak tahun baru atau pesta kembang api di Titik Nol Yogyakarta dan Tuju Pal sejak 4 Desember 2020.

Adapun santri memiliki cara tersendiri untuk menyambut pergantian tahun baru. Dengan kegiatan-kegiatan yang sudah biasa dilakukan setiap harinya di pondok pesantren, seperti doa bersama dan selawatan.

“Hari-hari santri itu penuh dengan anti-mainstream, lainnya pada menikmati liburan akhir tahun, ia malah asyik tadarusan” tulis KH Muslim Nawawi dalam Facebooknya.

Pada malam puncak, Pondok Pesantren An Nur menggelar kegiatan doa bersama dan selawatan. Acara diawali dengan pembacaan maulid al-Barzanji oleh tim hadrah. Dan akhiri dengan maizah hasanah.

Karena sudah terbiasa berada di dalam lingkungan pondok yang terbatas akses untuk keluar, bagi santri di masa pandemi seperti saat ini tahun baru di dalam pondok tidak membuatnya resah. Pengurus pondok sengaja tidak mengadakan liburan semesteran. Sebab, keadaan yang masih pandemi dan menaati aturan pemerintah.

Bagi santri yang tidak pulang ketika libur semester. Biasanya mereka mendapat bonus bakar-bakar jagung dan pesta kembang api secukupnya atau nonton bersama. Tapi, untuk santri yang pulang, mereka bisa melakukan apa saja yang menjadi keseruan mereka di kampung masing-masing.

READ  Memaknai Idulfitri di Tengah Pandemi Covid-19

KH Muslim Nawawi berpesan melakukan dua hal untuk menutup tahun. Pertama, muhasabah. Pentingnya melihat diri, melihat amal setahun lepas, untuk introspeksi apakah banyak melakukan hal baik, atau justru lebih banyak berbuat keburukan.

Mengutip kalimat Sayyidina Umar ibn Al-Khattab r.a. yang populer, “Hisablah (evaluasi) diri kalian sebelum kalian di hisab. Dan bahwasanya hisab itu akan menjadi ringan pada hari kiamat bagi orang yang menghisab dirinya di dunia.”

Kedua, resolusi. Hidup harus lebih baik setiap harinya. Ada perubahan. Terus meningkat. Setelah melakukan muhasabah, resolusi wajib dilakukan.

KH Muslim Nawawi mengingatkan, “Barang siapa yang melakukan perbuatan lebih baik dari hari kemarin adalah orang yang beruntung. Namun, barang siapa melakukan perbuatan yang sama dengan hari kemarin, maka termasuk orang rugi, orang yang tertipu. Sedangkan orang yang amalnya lebih buruk dari hari kemarin, adalah orang yang dilaknat oleh Allah”

Masa-masa sekarang sedang menjadi kesempatan untuk berkompetisi bagi mayoritas santri. Kompetisi dalam kebaikan, lebih rajin dalam mengaji dan belajar. Karena kedua kegiatan tersebut telah tersita sekitar 4 bulan di rumah. Para santri juga tampak santai dan tidak ada kegelisahan akan inginnya diadakan liburan.

Terakhir, lanjut beliau, mari selalu menerapkan protokol kesehatan dan protokol kesalehan. Protokol kesehatan untuk menambah imun kita. Protokol kesalehan untuk iman kita.

Acil

Acil atau Atul Kecil, bernama asli Lailatul Munawaroh. Santri Pondok Pesantren An Nur Komplek Khodijah. Lebih jauh bisa kunjungi media sosialnya :

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
WeCreativez WhatsApp Support
Tim dukungan pelayanan kami siap menjawab pertanyaan Anda. Tanyakan apa saja kepada kami!
Hai, ada yang bisa saya bantu??