TPQ dan MI An Nur Gelar Diklat Yanbu’a
www.annurngrukem.com – Aula Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) Al-Ma’had An Nur nampak ramai pada Jumat dan Sabtu (21-22/1) kemarin. Para ustaz dan ustazah Madrasah Ibtidaiyah (MI) berkolaborasi dengan TPQ Al-Ma’had An Nur mengikuti pelatihan Tariqot baca tulis Al-Qur’an dengan metode Yanbu’a.
Diklat Yanbu’a digelar bersama Almukarrom Kiai Abdul Haris, pengasuh Pondok Pesantren Nurul Istadz Wonokromo, Bantul, Yogyakarta. Kegiatan ini diselenggarakan oleh pengelola MI dan TPQ yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas SDM para asatiz (jamak: ustaz), serta untuk menyeragamkan bacaan Al-Qur’an yang akan diterapkan kepada anak-anak.
Pada tahun sebelumnya, MI sudah pernah mengadakan diklat Yanbu’a. Akan tetapi, diklat tersebut dirasa kurang maksimal dan ada beberapa asatiz yang baru, sehingga perlu untuk diadakan kembali. Maka pengelola MI dan TPQ menyelenggarakan lagi diklat Yanbu’a yang berlangsung selama dua hari pada tanggal 21 dan 22 Januari 2022.
Setiap harinya, materi dibagi menjadi tiga sesi. Adapun masing-masing sesi mengupas 1 jilid secara berurutan. Acara diklat per hari minimal dengan durasi waktu mulai jam 08.00 sampai 14.00 WIB. Acara ini juga meriah, banyak ustaz yang ikut serta dalam kegiatan rutin ini.
Pelatihan dimulai pada pukul 08.30 sampai 09.30 WIB. Setiap pergantian sesi, waktu dialihkan untuk istirahat kurang lebih 10-15 menit. Kemudian usai istirahat, dilanjut sesi kedua yang berakhir pada 11.30 WIB, dan akan dilanjut kembali setelah salat Zuhur hingga pukul 14.00 WIB.
Salah satu pengelola yang hadir dari MI, Yusuf Bachtiar, menyampaikan rasa bahagianya dengan adanya pelatihan ini. Meski sebelumnya pernah diadakan, ia tetap tidak bosan karena pasti ada hal baru dalam diklat, seperti ilmu, pengalaman, dan cerita motivasi dari Kiai Abdul Haris.
“Harapannya kegiatan seperti ini tidak berhenti cukup sekali melainkan terus teragendakan berterusan entah satu bulan sekali atau bahkan satu minggu sekali. Seperti yang disampaikan beliau Kiai Abdul Haris, bahwa dengan kebiasaanlah sesuatu itu mudah melekat dan selalu diingat.” tutur Yusuf Bachtiar.
Menurut peserta yang lain, Ni’matun Nur Afifah, penjelasan dari pemateri memang sangat mudah diterima oleh para peserta. “Nggak kerasa, ya, sudah Zuhur aja, cara mengajar Pak Yai asyik, seru, mudah dipahami juga jadi gak kerasa waktunya, nggak ngantuk juga” ucapnya.
Saat mengajar, Kiai Haris mampu menguasai suasana pelatihan. Beliau juga menyelipkan cerita sejarah dan lelucon di tengah-tengah pelatihan, sehingga peserta antusias dan tidak merasa ngantuk atau pun bosan. Peserta tetap semangat meski telah mengikuti sejak pagi dan berakhir di waktu sore.
Di tengah-tengah proses pelatihan, Kiai Haris selalu berpesan untuk sering-sering memberikan pertanyaan kepada anak. Sebab, kepintaran anak berasal dari sering ditanyai oleh sang guru. Selain itu, dengan bertanya guru bisa mengetahui perkembangan anak.
Di akhir pelatihan, beliau berpesan jangan takut salah, tetap harus senang ngaji. Mahir itu urusan nanti, karena ngaji itu gampang-gampang susah. Maka saya berharap majelis ini dilanjut agar yang sudah tahu tetap mau ngaji juga untuk mengajak yang belum tahu.
Haerul Umam selaku ketua TPQ berharap dari setelah diadakan diklat, semua ustaz TPQ juga dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat dari diklat tersebut. Selanjutnya, ilmu tersebut untuk diterapkan kepada anak-anak.
“Jangan pernah bosan untuk belajar walaupun kita sudah menjadi pengajar, karena pengajar yang sudah tidak belajar adalah pengajar yang sombong, maka untuk semua teman-teman ayok terus belajar, tetap semangat, jangan malu untuk bertanya dan mencoba.” Pesan Haerul Umam.