Fortasi Terbuka Usai Pandemi
www.annurngrukem.com – Sabtu (2/7), Pondok Pesantren An Nur Ngrukem menyelenggarakan Fortasi (Forum Taaruf Santri Baru) di halaman kampus IIQ An Nur. Fortasi ini dihadiri oleh seluruh wali santri beserta santrinya, tamu undangan, dan dewan dzurriyah.
Seperti judulnya, kegiatan ini dilaksanakan sebagai bentuk pendekatan sekaligus ajang pengenalan seputar Pondok Pesantren An Nur, mulai dari sejarah berdiri, perkembangan, para pengasuh dan dewan dzuriyah kepada orang tua/ wali santri dan seluruh santri baru.
Jika pada dua tahun sebelumnya, selama pandemi, Fortasi hanya diselenggarakan oleh masing-masing komplek dan secara tertutup. Kini, Panitia Santri Baru (PSB) dan Fortasi berhasil menyelenggarakan Fortasi gabungan, serentak diikuti oleh seluruh santri baru putra-putri baik komplek pusat maupun cabang dan diadakan secara terbuka.
Terlihat, jalan kampung area Pondok Pesantren An Nur ramai. Panitia bekerja sama dengan kampung sekitar perihal lokasi parkir. Panitia melayani registrasi pada pukul 07.30 WIB. Sebelum memasuki arena, wali santri dan santri baru harus menunjukkan karcis agar bisa memasuki arena acara.
Pukul 08.00 WIB, acara resmi dibuka oleh pembawa acara dengan bacaan Ummul Kitab dan dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh santri An Nur, kemudian diteruskan sambutan-sambutan.
Yang pertama, sambutan oleh Ketua Yayasan Al-Ma’had An Nur, K.H. Yasin Nawawi. Beliau menyampaikan terima kasih atas kepercayaan wali santri yang mempercayakan putra-putrinya kepada pengelola Pondok Pesantren An Nur.
Walapun santri sudah dipasrahkan ke An Nur, K.H. Yasin Nawawi mengharapkan kerja sama kepada wali santri agar terus mendoakan (seperti: mengirim Surah al-Fatihah) seluruh pengelola dan khususnya putra-putrinya, agar mampu melaksanakan amanah dan mendampingi putra-putri belajar, semangat menuntut ilmu, serta bisa memperoleh ilmu yang bermanfaat dunia hingga akhirat.
Menurut hasil dari rekapan panitia Penerimaan Santri Baru, ada jumlah 497 santri yang masuk. Adapun rinciannya, Pusat Putra santri MTs ada 83 santri, MA terdapat 34 santri dan tahasus-mahasiswa dating 20 santri. Kemudian Komplek Pusat Putri jenjang MA berjumlah 32 santri baru, MTs ada 65 santri, tahasus-mahasiswa sebanyak 11 santri.
Beralih ke komplek cabang Khodijah Pusat, jenjang MTs berjumlah 52 santri baru, MA Putri 18 santri, MA Putra dan tahasus-mahasiswa ada 2 santri. Kemudian untuk Komplek Khodijah 1 jumlah santri keseluruhan ada 15 santri, 9 santri MTs dan 6 santri MA. Komplek Khodijah 2 total santri baru tahasus-mahasiswa berjumlah 10 santri. Komplek Khodijah 3 Putra santri baru MTs berjumlah 18 santri dan MA ada 10 santri. Santri baru Putri MTs berjumlah 21 santri dan MA ada 1 santri.
Santri baru Komplek Al-Maghfiroh MTs berjumlah 40 santri, MA datang 23 santri dan tahasus-mahasiswa hadir 7 santri. Komplek Putra Nurul Huda menerima santri baru MA berjumlah 2 santri dan MTs masuk 15 santri. Terakhir dari Komplek Al-Walidah santri baru tahasus-mahasiswa ada 4 santri.
“Kalian santri-santri baru harus bersyukur, jangan malah merasa dibuang di pondok An Nur. Justru sampean bukan dibuang bukan diasingkan, tetapi sebagai bentuk kasih sayang orang tua. Karena secerdas apapun, sepandai apapun tapi kalau tetap di rumah, tetap tidak bisa maksimal. Karena di rumah godaanya besar sekali” pesan K.H. Muslim Nawawi selaku pengasuh Pondok Pesantren An Nur.
Beliau juga menambahkan maqolah dari Imam Syafii yang menggambarkan orang yang berangkat menuntu ilmu yang pergi meninggalkan kampung halamannya diibaratkan sebagai air yang mengalir. Berbeda dengan orang yang tidak mau menuntut ilmu digambarkan sebagai genangan air yang diam tak mengalir.
Kita tidak bisa membayangkan sejernih apapun air yang tidak mengalir, lama kelamaan akan menjadi keruh penuh dengan kuman. Sangat berbeda dengan air yang mengalir, akan terjaga kejernihannya, akan terus jernih dan memberikan manfaat kepada sekitarnya.
Sambutan selesai, acara selanjutnya adalah pengenalan para pengasuh dan dewan dzuriyah Pondok Pesantren An Nur. Pada kesempatan kali ini, acara dipandu langsung oleh Gus Sabiq Abqori. Beliau mengenalkan dari putra pertama Almaghfurlah Simbah K.H. Nawawi Abdul Aziz hingga putra terakhirnya.
Lalu, acara beralih ke pengenalan Lembaga Pendidikan yang ada di bawah naungan Yayasan Al Ma’had An Nur. Hadir tiga pemateri pada sesi ini. Pengenalan pondok dibawakan oleh Ahmad Sangidu. Berikutnya, Lembaga formal dan nonformal disampaikan oleh Drs. H. Subakir Saerozi, M.S.I. Dan ditutup dengan pengenalan pembayaran satu pintu oleh Bintang Muhammad Nur Ikhsan, M. Pd.
Acara ini ditutup dengan doa yang dibacakan oleh K.H. Raden Syarif Rahmat, SQ. MA. (pengasuh PP. Ummul Qurro, Tangerang). Usai mengikuti acara fortasi, santri baru diperbolehkan masuk ke komplek sesuai dengan yang telah dipilih.