Ritual Shalih: Hati Wajib Lakukan Ini
Beriman kepada Allah Swt. dan segala sesuatu yang datang dari-Nya merupakan sebagian dari perkara wajib yang dilakukan oleh hati. Juga, beriman dan membenarkan kepada Rasulullah Saw dan segala sesuatu yang dibawanya. Selain itu, apa lagi? Berikut beberapa di antaranya.
Ikhlas dan Yakin
Ikhlas dan yakin termasuk perkara wajib yang dilakukan oleh hati, yakni dengan melakukan perbuatan yang baik semata-mata karena Allah Swt. Ikhlas adalah membersihkan hati dari melakukan perbuatan karena manusia.
Ikhlas dapat pula bermakna menyesali perbuatan-perbuatan maksiat yang telah dilakukan, berserah diri pada Allah Swt., merasa selalu dipantau oleh Allah Swt, dan rida terhadap ketentuan-Nya.
Dalam ikhlas kita meyakini bahwa Allah Swt. akan memaafkan segala perbuatan yang dilakukan oleh hamba-Nya, selama hamba mau memohon ampun, memperbaiki perbuatannya, serta dosa yang telah dilakukannya bukanlah dosa syirik. Kita wajib berprasangka baik pada-Nya dan makhluk-Nya.
Di samping itu, kita harus meninggalkan prasangka buruk pada orang lain tanpa adanya tanda-tanda yang mengarah pada dugaannya. Sebab, prasangka buruk itu dapat mendorong untuk melakukan cacian.
Akan tetapi, sikap berprasangka baik itu tidak gampang, lebih-lebih kepada sesama makhluk. Lalu bagaimana caranya agar kita bisa berprasangka baik pada sesama? Salah satu cara agar bisa berprasangka baik pada sesama adalah dengan tidak mendengarkan orang yang dalam tutur katanya suka mengadu domba.
Sabar
Sabar termasuk perkara wajib yang dilakukan oleh hati. Contohnya: sabar dalam menjalankan perkara Allah Swt, sabar dalam meninggalkan sesuatu yang diharamkan oleh Allah Swt, serta sabar dengan apa yang diujikan oleh Allah Swt.
Pertama, sabar dalam menjalankan kewajiban yang ditetapkan Allah Swt. maksudnya menahan hawa nafsu dari sulitnya melakukan kewajiban tersebut. Kewajiban untuk salat, misalnya, ngaji, puasa, dan seterusnya.
Kedua, sabar dalam meninggalkan sesuatu yang diharamkan oleh Allah Swt, adalah dengan menahan hawa nafsu atas sulit dan beratnya hati untuk menjauhinya. Yakni sabar dalam kewajiban menjauhi maksiat, seperti menghindari minum-minuman keras, judi, adu ayam, dan sebagainya.
Ketiga, sabar dengan apa yang diujikan oleh Allah Swt, seperti ketika tertimpa musibah. Dalam menyikapi musibah yang menimpa, harus dipahami bahwa sabar bukanlah berdiam diri tanpa melakukan tindakan untuk menyelesaikan. Dikatakan sabar ketika seseorang tidak mengeluh kepada sesama manusia, tidak menyalahkan nasib dan lainnya. Akan tetapi berusaha memperbaiki semuanya dan selalu memohon kepada Allah Swt agar musibah dapat segera diselesaikan.
Rezeki
Termasuk perkara wajib yang dilakukan oleh hati adalah percaya pada Allah Swt dengan rezeki-Nya. Kita meyakini bahwa hanya Allah yang dapat memberi rezeki, dan semua makhluk-Nya pasti akan diberi rezeki meskipun dia adalah orang kafir. Manusia hanya bisa berusaha, sementara yang dapat menentukan segalanya hanyalah Allah Swt.
Waspada Terhadap Nafsu
Selalu waspada terhadap nafsu. Maksudnya kita harus selalu mewaspadai apapun ajakan nafsu, mungkin kelihatannya baik, tetapi sebenarnya menjerumuskan kita kepada keburukan. Ada istilah nafsu ammarah bissuuk, yakni nafsu yang mengajak untuk melakukan perbuatan buruk, dosa, haram.
Meski kita berada di lingkungan serba baik, pasti ada nafsu tersebut. Sebab, karena pada dasarnya nafsu itu selalu mengajak pada keburukan. Selalu waspada dengan menganggap ajakan nafsu tersebut hanyalah bentuk pengkhianatan nafsu pada diri kita. Tidak lain tujuan dari ucapan-ucapan nafsu tersebut adalah menipu dan merekayasa.
Demikian, sebagian hal yang baik untuk dijadikan ritual shalih dalam kehidupan sehari-hari seorang muslim. Perkara-perkara tersebut perlu dilatih secara istikamah. Semoga amal kita selalu dalam lindungan dan ridla Allah. Amin.
__________________
Penulis: Idzar, Komplek Nurul Huda