Lomba

Lomba Cerpen 6: 17 RAMADHAN

“Dia memberikan hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa diberi hikmah, sesungguhnya dia telah diberi kebaikan yang banyak.” (Al Baqarah : 269)

”Hahaha… kita menang banyak ,Man!”  Hendra,nama pemuda itu. Ia tertawa puas memamerkan berlembar lembar uang berwarna merah ditangannya.

“Asik , Bang! Cepet kaya kita. Hahahaha….” Tambah Arman, adik Hendra yang hanya selisih 2 tahun itu.

Malam ini mereka baru saja pulang dari tempat judi. Hampir setahun ini mereka pulang malam dengan segenggam minuman keras dan bertaruh judi. Sejak kedua orang tua mereka meninggal, Hendra dan Arman berubah sikap. Memilih pergaulan yang salah dan meninggalkan perintah agama. Entah kapan kiranya mereka memilih kembali pada jalan yang benar.

Langkah kaki keduanya sampai pada depan sebuah masjid. Suara tadarrus menggema dari speaker masjid, orang orang dari dalam masjid mulai beranjak setelah melaksanakan shalat terawih di malam pertama bulan ramadhan ini.

“Nak Hendra, nak Arman? Kalian nggak ikut shalat terawih?” Seorang Bapak berusia 50 an menghampiri kakak beradik itu.

“Ngapain pak, pak…! Shalat terawih juga nggak bakal dapet duit. Mending Pak Syamsul pulang aja. Tidur. Nggak usah mikirin shalat. Nggak penting!” Seloroh Hendra, bicaranya ngawur lantaran efek minuman keras yang baru saja ia habiskan.

Pak Syamsul, beliau adalah imam masjid sekaligus tetangga dekat Hendra dan Arman. Pak Syamsul sangat kenal dengan dua pemuda ini dan tahu betul sifat mereka yang selalu melalaikan nasehat. Padahal, dulu kedua pemuda ini adalah anak anak yang baik dan sangat aktif dalam kegiatan di masjid.

“Nak, ini bulan ramadhan. Bulan penuh ampunan dan pahala. Jangan di sia siakan. Belum tentu tahun depan kita bisa berjumpa lagi dengan bulan ini,”    

READ  Hikayat Malam Kelam

Pak Syamsul menghela napas sebentar. “ Tahun lalu, kalian masih shalat jamaah, ikut sahur keliling, dan tadarrus bersama di masjid ini. Kenapa tahun ini tidak?”

“Halah ,Pak. Tahun besok juga masih bisa. Arman! Yok,cabut aja! Males Gue denger ceramah!” Ucap Hendra mengajak Arman pergi, tidak mengindahkan nasehat Pak Syamsul dan meninggalkan Pak Syamsul yang hanya bisa mengelus dada bersabar, “Ya Allah,berilah mereka hidayah Mu,” Gumam Pak Syamsul.

Malam berganti pagi. Hendra terbangun ditimpa sinar matahari yang sudah bertengger tinggi. Sayup sayup Hendra membuka mata mencari sosok adiknya. Namun tidak ada. Kemana Arman? Batin Hendra.

Hendra akhirnya keluar rumah mencari Arman disekeliling dusun, hingga ada seorang yang sangat Hendra kenal mengenakan baju rapi,lengkap dengan peci dan sarung, ia baru saja keluar dari masjid. Ya, dia Arman. Namun, ada yang berbeda dari Arman, matanya sembab seperti habis menangis. Arman yang juga melihat Hendra langsung menghampiri kakaknya.

“Bang, semalem Gue mimpi ketemu Bapak sama Ibu. Mereka bilang kita harus taubat. Meninggalkan kebiasaan buruk kita. Gue sadar Bang, waktu yang kita miliki nggak menjamin sampai besok, apalagi tahun depan. Gue bener bener nyesel. Sekarang mumpung masih hari ketiga ramadhan,ayo kita perbaiki semuanya Bang.” Ucap Arman, air matanya menetes penuh penyesalan.

Namun Hendra justru mengacuhkan, tidak menjawab apapun dan meninggalkan Arman. Hendra tidak peduli dengan amanah orang tuanya. Hatinya masih diselimuti kemarahan dan tertutup oleh keangkuhan. Arman hanya berharap, semoga Allah memberi kakaknya hidayah.

Hingga tak terasa waktu seakan berputar cepat, ramadhan sekarang berada di malam ke 17. Malam yang mulia karena mukjizat paling agung yakni Al qur’an diturunkan untuk menjadi pelajaran terpenting dalam kehidupan umat manusia. Pagi tadi, Arman baru saja mengkhatamkan tadarrusannya di masjid, hari harinya dilalui dengan ibadah dan kebaikan, ia merasa sangat dekat dengan nikmat Tuhannya.

READ  Azka El Fauzi: Santri An Nur Juara 1 MQK DIY yang Maju Ke Tingkat Nasional

Dan malam ini, Hendra masih sama dengan malam sebelumnya, pulang dari tempat judi dengan sebotol minuman keras. Namun, Hendra sangat kesal karena ia baru saja kalah taruhan dan kini semua uangnya sudah lenyap.

“Nak Hendra!” Sesorang memanggilnya. Hendra menoleh malas. Ah, Pak Syamsul lagi, pasti mau ceramah lagi pak tua ini,batin Hendra.

“Nak Hendra, Bapak turut berduka cita. Adikmu, Arman. Dia sudah tiada. Selepas shalat witir, saat sujud terakhir, ia menghadap Yang maha kuasa, nak.” Ujar Pak Syamsul.

Hendra terpaku,air matanya menetes deras. Ia berlari menuju masjid, bersimpuh didepan jenazah Arman. Menangis sejadi jadinya. Tangis sesal, tangis taubat, tangis sedih yang mendalam. Mungkin malam ini hidayah itu datang membuka hati yang telah lama tertutup dosa.

Hendra memandangi wajah Arman yang damai dengan senyum diwajahnya. Arman telah mendapatkan kesempatannya, bertaubat sebelum ajal menjemputnya. Alangkah mulianya kembali kepada Tuhan pemilik alam semesta ini pada malam nuzulul qur’an.

Pak Syamsul mendekati Hendra, mengusap lembut pundak pemuda itu.

“Nak. Masih ada kesempatan bagimu untuk memperbaiki semuanya. Sesungguhnya Allah itu Maha pengampun lagi Maha penyayang. Dia akan menerima taubat para hamba Nya. Yakinlah itu nak.”

Dan malam ini, 17 ramadhan, Hendra bertekad dalam hati, ia kembali kepada Tuhannya. Memohon ampun, ia menyesali perbuatannya, dan bertaubat dengan taubat nasuha. Dan tahukah kalian? Pada malam 17 ramadhan ini, para malaikat turut mengaminkan harapan dan doa doa penduduk bumi. Menebarkan rahmat dari Allah yang rahmat Nya melebihi luas langit dan bumi.

Empat tahun sejak wafatnya Arman. Hendra akhirnya kembali ke kampung halamannya. Pemuda itu baru saja pulang dari pondok pesantren. Bulan lalu, ia baru saja di wisuda khataman bil hifdzi 30 juz. Lihatlah, pemuda yang dulu sangat jauh dari Tuhan, kini mendapat rahmat yang luar biasa! Semua itu mungkin jika Allah berkehendak. KUN FAYAKUN !

READ  Lomba Cerpen 5: NG-AKU SANTRI

“Nak Hendra! Imam terawih malam ini,ya?” Ucap Pak Syamsul diserambi masjid saat buka puasa bersama para warga. Hendra tersenyum sambil mengangguk takdzim,” Nggih, Insyaallah,Pak.”

Malam ini 17 ramadhan kembali hadir. Memberikan keistimewaannya pada siapapun yang mencintai Al qur’an. Karena Al qur’an itu mulia, barangsiapa ingin mulia, maka cintailah Al qur’an.

SELESAI.

__________________________________

Nama: Azizah Azzahra Jaenuri

Komplek : Putri Pusat (Al Jannah 2)

Asal : Lampung

Formal: MA Kelas XI IIK 2

annurngrukem

Admin website. Pengurus Pondok Pesantren An Nur. Departemen Multimedia Bidang Informasi dan Teknologi.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
WeCreativez WhatsApp Support
Tim dukungan pelayanan kami siap menjawab pertanyaan Anda. Tanyakan apa saja kepada kami!
Hai, ada yang bisa saya bantu??