Penarikan Santri Tahap 6: Luar Jawa dan Santri Baru
www.annurngrukem.com – Senin (2/11), Pondok Pesantren An Nur kembali menggelar acara penarikan santri. Selama pandemi, Pondok Pesantren An Nur melakukan penarikan santri secara bertahap, dan kini telah sampai tahap enam.
Tahap enam ini, Tim Satgas Pondok Pesantren (PP) An Nur mengutamakan penarikan santri yang berasal dari luar Jawa. Meski demikian, Tim Satgas mempersilakan santri yang berasal dari wilayah Jawa dan beberapa santri baru baik dari luar Jawa maupun wilayah Jawa.
Wakil ketua Tim Satgas PP. An Nur Ngrukem, Muhammad Ulinnuha mengungkapkan, “Tahap enam ini berbeda dari tahap-tahap sebelumnya. Karena organisasi IKSAAS (Ikatan Keluarga Santri An Nur Asal Sumatra dan Luar Jawa) mengadakan penjemputan santri daerah Sumatra menggunakan dua armada bus. Tujuan penjemputan tersebut adalah untuk mencegah penyebaran virus Covid-19 kepada santri.”
Tahap ini, lanjutnya, juga lebih banyak dari sebelum-sebelumnya, karena beberapa santri baru asal Sumatra juga masuk ke pesantren. Ada sekitar 400 santri baik santri lama maupun santri baru yang melakukan screening kesehatan.
Kegiatan screening kesehatan dan kedatangan santri dilakukan di area kampus Institut Ilmu al-Qur’an (IIQ) An Nur Yogyakarta sebagaimana tahap sebelumnya. Tempat registrasi santri yang semula di lobi IIQ An Nur, kali ini dialihkan di ruang kelas barat hall IIQ An Nur.
Sebab, bersamaan dengan Visitasi Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Tarbiyah yang berlangsung di Auditorium IIQ An Nur Yogyakarta. Sehingga kedatangan santri tidak mengganggu acara yang sedang berlangsung di kampus.
Dari hasil data yang terkonfirmasi, seluruh santri yang datang pada tahap enam berjumlah 432 santri, baik santri lama maupun santri baru. Dari sekian banyak santri yang hadir, meliputi: santri putra Komplek Pusat ada 98 santri, santri putri Komplek Pusat sebanyak 147 santri, santri putri Komplek Al-Khodijah berjumlah 65 santri, santri putri Komplek Al-Maghfiroh ada 70 santri, santri putra dan putri komplek At-Tariq masuk 32 santri, dan santri putra Komplek Nurul Huda berjumlah 20 santri.
Penyediaan kamar karantina untuk santri putri pada tahap lima kemarin hanya menggunakan satu gedung madrasah saja. Akan tetapi, pada tahap enam ini Tim Satgas PP. An Nur menambah empat kamar karantina yang berlokasi di madrasah bagian barat, agar semua santri putri mendapat tempat yang layak untuk menjalani karantina.
Kemudian untuk santri putra pusat masih sama dengan tahap sebelumnya, yakni bertempat di Komplek Al-Madinah atau rusunawa. Adapun santri Komplek Nurul Huda dan At-Tariq menjalani karantina di komplek masing-masing, karena ruangan komplek masih tercukupi.
Seperti biasa, barang para santri dikumpulkan menjadi satu dan disemprot dengan disinfektan ketika telah tiba di IIQ An Nur. Lalu, barang diantarkan Tim Satgas PP An Nur menuju lokasi karantina masing-masing.
Salah satu panitia pengangkutan barang bawaan santri, Muhammad Arwani menyebutkan, “Proses ini agak lumayan ribet, dengan adanya perubahan kamar karantina santri putri. Beberapa santri banyak yang masih bingung lokasi kamar karantinanya, entah bertempat di gedung madrasah timur atau barat” tuturnya.
Juga, lanjutnya, selisih waktu antara kedatangan barang dengan proses santri screening itu lumayan lama. Jadi, depan kamar karantina santri putri itu sudah penuh terlebih dahulu.
Pelaksanaan kedatangan santri tahap enam dimulai dari apel pagi petugas sampai penutupan acara pada sore hari. Jika ada santri datang melebihi batas waktu yang ditentukan Tim Satgas, mereka wajib menjalani rapid tes di luar untuk bisa ikut kembali ke pondok.
“Harapannya semoga semua santri selalu dalam keadaan sehat dan ahlan wasahlan biḥudlurikum bagi santri baru. Pandemi tak akan menghalangi kita mencari ilmu dan mencari berkah dari guru.” pesan Muhammad Ulinnuha, selaku wakil ketua Tim Satgas PP. An Nur.